Target Lifting Minyak Satu Juta Barel Perhari Ambisius

Lifting Migas
Petugas saat mengecek tempat penyimpanan minyak mentah hasil lifting. (Foto – Antara/HO- Pertamina EP Asset 3)

Jakarta, Semartara.News – Target lifting minyak sebesar 1 juta barel perhari (BPH), merupakan terget ambisius dan memerlukan kelembagaan yang kuat di sektor hulu migas Tanah Air. Pernyataan itu disampaikan oleh Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, Sabtu (5/2/2021).

“Tidak cukup lembaga sementara seperti SKK Migas, yang tidak memiliki otoritas bagi pengusahaan hulu migas, untuk dapat mewujudkan target ambisius lifting minyak 1 juta bph pada tahun 2030,” kata Mulyanto dalam siaran pers yang dikutip LKBN Antara, di Jakarta.

Menurutnya, untuk mencapai lifting minyak 1 juta bph, pemerintah perlu membenahi hulu migas, yaitu, dengan membentuk lembaga khusus yang bertanggung jawab dalam urusan itu. Hal itu karena, SKK Migas hanya bersifat sementara, dan merupakan satuan kerja di bawah Kementerian ESDM, maka, diperlukan revisi UU Migas untuk mengakomodasi keputusan Mahkamah Konstitusi yang membatalkan Badan Pelaksanaan Hulu Migas.

Mulyanto juga mengingatkan, bahwa, target tersebut dalam APBN dari tahun ke tahun, justru turun terus. “Target lifting minyak dalam APBN kita dari tahun ke tahun terus melorot. Tahun 2019, target lifting minyak ini sebesar 775 bph. Lalu turun menjadi 755 bph pada tahun 2020. Kemudian, kembali turun pada tahun 2021 menjadi 705 bph,” ungkapnya.

Sementara realisasinya, terang Mulyanto, setiap tahun tidak mencapai target APBN secara 100 persen. Sehingga, dapat disebut bahwa, target lifting minyak sebesar 1 juta bph pada tahun 2030 memang, adalah target yang sangat ambisius. Ia berpendapat, bahwa seharusnya jangan malu untuk menghitung ulang besaran target itu agar lebih realistis.

Faktor lain yang disorot Mulyanto terkait target lifting ini, adalah, soal investasi migas yang masih minim. Berdasarkan laporan Kementerian ESDM tentang nilai investasi migas tahun 2020, memperlihatkan terjadinya penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Menurut Menteri ESDM, Arifin Tasrif, sepanjang tahun 2020 realisasi investasi sektor ESDM, yang didominasi sektor migas, mencapai angka hanya 24,4 miliar dolar AS. Padahal, tahun 2019 lalu, realisasi investasi ini mencapai 33,2 miliar dolar, atau berarti turun 26,5 persen year on year (yoy).

Tinggalkan Balasan