Tangsel Genjot Program Makan Bergizi Gratis, Cakupan Sudah Sentuh 84 Ribu Penerima

Pemkot Tangsel percepat program Makan Bergizi Gratis, dengan 41 dapur SPPG aktif layani 84 ribu siswa dan kelompok rentan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangerang Selatan, Deden Deni, saat menjelaskan progres program Makan Bergizi Gratis. (Foto: Ist)

Kota Tangsel, Semartara.News – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menunjukkan progres signifikan. Pemerintah Kota melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) memperluas layanan hingga menjangkau puluhan ribu siswa dan kelompok rentan.

Kepala Dindikbud Tangsel, Deden Deni, menyebut hingga awal Oktober 2025 sudah ada 41 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi di seluruh wilayah Tangsel, meningkat tajam dari 15 dapur pada September.

“Dalam satu bulan terakhir ada percepatan luar biasa, dari 15 dapur menjadi 41 dapur aktif,” kata Deden, Kamis (23/10/2025).

Ia menjelaskan, program MBG telah melayani 84 ribu siswa atau sekitar 30 persen dari total peserta didik di Tangsel.

“Masih ada sekitar 70 persen yang belum terlayani, tapi kami optimis target akan terus naik hingga akhir tahun,” jelasnya.

Menurut Deden, percepatan ini didukung koordinasi intensif antara Dindikbud, Satgas MBG, Pemerintah Provinsi, dan kementerian terkait untuk mempercepat pembangunan dapur baru.

“Target kami hingga akhir tahun sebanyak 129 dapur SPPG bisa beroperasi. Saat ini beberapa masih tahap pembangunan dan proses izin,” ujarnya.

Ia menargetkan seluruh sekolah di Tangsel sudah mendapatkan fasilitas makan siang bergizi paling lambat tahun 2026.

“Saat ini baru 30 persen yang terlayani, tapi dengan target 129 dapur, kami yakin semuanya bisa tercapai,” katanya.

Program MBG juga menyasar kelompok ibu hamil, ibu menyusui, dan santri di pesantren. “Sekitar 10 persen dari total alokasi diperuntukkan bagi kelompok rentan tersebut,” terang Deden.

Setiap dapur SPPG mampu melayani 3.000 hingga 3.500 penerima manfaat, bahkan bisa mencapai 4.000 orang.

“Dengan jumlah siswa sekitar 300 ribu, kebutuhan dapur minimal 70 hingga 78 dapur khusus untuk sekolah, di luar kelompok ibu dan pesantren,” tutupnya. (*)

Tinggalkan Balasan