Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Edwin Aristiawan menambahkan bahwa sepanjang tahun 2022, pihaknya telah mengembangkan 300 fitur aplikasi untuk memudahkan operasional pihak internal maupun eksternal dalam penyelenggaraan Program JKN.
“Selain aspek keamanan data dan informasi, kami juga fokus meningkatkan mutu layanan melalui digitalisasi dan pembaruan layanan-layanan digital BPJS Kesehatan. Pembaruan ini kami lakukan secara berkala mengikuti kondisi yang dinamis dan perkembangan kebutuhan stakeholders JKN,” ucapnya.
Kepala BSSN, Hinsa Siburian menuturkan, peluncuran SIRT merupakan bukti BPJS Kesehatan peduli akan keamanan data digital. Terlebih saat ini tata pemerintahan di Indonesia sudah masuk ke sistem pemerintahan berbasis elektronik, termasuk BPJS Kesehatan.
Ia menjelaskan, tugas utama SIRT adalah mencegah serangan yang bersifat teknis, seperti menyerang data, server, database, aplikasi, dan lain sebagainya.
“Dari 1 Januari 2022 sampai dengan 31 Januari 2023, dari pemantauan kami, anomali trafik di BPJS Kesehatan terbilang sangat minim. Ini sebuah hal yang patut kita apresiasi. Meski BPJS Kesehatan sudah meluncurkan CSIRT, pekerjaan ke depan masih panjang. Sebab, BSSN masih harus melakukan penilaian teknis, sertifikasi, workshop, cyber security drill, hingga peningkatan kematangan CSIRT,” katanya.