Sosialisasi 4 Pilar MPR RI: Merawat Warisan Pendiri Bangsa Menjaga Keutuhan Negara

Sosialisasi 4 Pilar MPR RI
Abraham Garuda Laksono saat menyampaikan materi Sosialisasi 4 Pilar, yang diselenggarakan Anggota MPR RI Dapil Banten II, Ichsan Soelistio bertempat di Sekretariat DPC PDIP Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (1/4/2023).

Maka bukan tidak mungkin kini Indonesia tinggal kenangan lantaran hancur berkeping-keping.

“Kita berkaca pada Uni Soviet yang pernah menjadi negara adidaya sampai akhir 1980-an, runtuh dan sekarang pecah menjadi 15 negara,” ujarnya.

Saat itu pemimpin Soviet yang terakhir, Mikhail Gorbachev, mencoba merestrukturisasi negara yang dipimpinnya melalui kebijakan glasnost dan perestroika, tetapi justru memicu perpecahan di Uni Soviet yang akhirnya secara resmi bubar pada 1991.

Abe juga menyebut, dalam catatan sejarah bahwa Bung Karno pernah datang ke Yugoslavia menemui sahabatnya Josip Broz Tito sebagai pemimpin negara itu.

Tito menunjukan negaranya yang sangat kuat. Bung Karno pun bertanya kepada Tito, warisan apa yang akan ia berikan kepada negaranya setelah ia meninggal.

Josip Tito dengan bangga mengatakan bahwa ia akan meninggalkan kekuatan militer yang sangat kuat yang akan menjaga keutuhan negaranya.

Lantas Tito balik bertanya kepada Soekarno apa yang akan ia wariskan kepada Indonesia jika sudah berpulang.

“Aku tidak khawatir, karena telah kuwariskan Pancasila sebagai jalan hidup bangsa Indonesia,” ujar Soekarno kepada Tito.

Dan benar saja, setelah Josip Broz Tito meninggal, negaranya sekarang sudah tidak ada karena terpecah pecah menjadi 7 negara.

Padahal Yugoslavia luas wilayahnya hanya 200 ribu km2. Sementara Indonesia panjang bentangan dari Sabang sampai Merauke itu sekitar 10 ribu km, atau setara Jakarta-Makkah, Arab Saudi.

Namun puluhan tahun setelah Bung Karno tiada, Indonesia tetap utuh hingga saat ini atau 77 tahun sejak merdeka 1945.

“Jadi itulah, pemersatu negara kita bukan bukan kekuatan militer. Tapi sebuah warisan dari pendiri bangsa ini, yaitu ideologi yang kuat namanya Pancasila,” kata Abe.

Tinggalkan Balasan