Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, Direktur Karang Tumaritis Institute: Jika Tanpa Pancasila Indonesia Bisa Bubar

Sosialisasi 4 Pilar MPR RI Direktur Karang Tumaritis Institute Sebut Jika Tanpa Pancasila Indonesia Bisa Bubar
Abraham Garuda Laksono, saat Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, bersama Anggota MPR RI, Ichsan Soelistio, bertempat di Hotel D’Gria, Kota Serang, Banten, Sabtu (6/8/2022).

Banten, Semartara.News — Direktur Karang Tumaritis Institute, Abraham Garuda Laksono menyatakan, bahwa jika tanpa ada Pancasila, maka Indonesia bisa pecah berkeping-keping alias bubar.

Menurut Abraham, Pancasila adalah peradaban bangsa Indonesia yang digali oleh Bung Karno yang kemudian menjadi falsafah sekaligus sebagai ideologi bangsa.

“Sejarah dunia mencatat, banyak negara hancur lebur hilang tinggal kenangan lantaran tak memiliki perekat seperti Pancasila,” ungkap Abraham, saat Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, bersama Anggota MPR RI, Ichsan Soelistio, bertempat di Hotel D’Gria, Kota Serang, Banten, Sabtu (6/8/2022).

Di depan ratusan peserta dari kelompok pendamping pelaku UMKM perempuan di wilayah Serang, Pandeglang, Lebak, Abraham memaparkan, bahwa Indonesia adalah negara besar.

Saking besarnya, kata dia, panjang bentangan dari Sabang sampai Merauke itu sekitar 10 ribu km, atau setara Jakarta-Makkah, Arab Saudi.

“Data 2019, jumlahnya penduduk Indonesia sekitar 270 juta jiwa. Dan sensus BPS tahun 2010, terdapat 1340 suku bangsa yang ada di tanah air dengan budaya kebiasaan yang berbeda beda,” ungkap anak muda lulusan James Cook University Singapura pada usia 19 tahun itu.

Narasumber dan peserta Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, bertempat di Hotel D’Gria, Kota Serang, Banten, Sabtu (6/8/2022).

Bukan hanya itu, sambung dia, di Indonesia juga terdapat 652 bahasa daerah. Dan Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang sangat kaya.

“Hingga kini sudah 77 tahun Indonesia berdiri, tetap utuh dan tetap bisa menjaga persatuan dan kesatuan. Itu karena kita punya perekat bangsa yaitu Pancasila,” ujarnya.

Negara Yugoslavia Hancur

Abraham Garuda Laksono memberi perbandingan, bahwa dalam sejarah dunia modern, ada contoh bangsa yang besar hancur terbelah-belah karena perbedaan, yaitu Yugoslavia.

Padahal etnis, kultur, dan bahasa negara itu hanya sedikit saja, tidak sebanyak Indonesia.

Tinggalkan Balasan