Jakarta, Semartara.News – Angka siluman Covid-19 di Indonesia terus meningkat, langkah-langkah himbauan yang dipilih Kepala Negara Presiden Jokowi di nilai belum bisa menahan dan mengatasinya.
Sebelumnya, Kepala Negara dalam keterangannya, Rabu (23/6/2021) mengatakan, bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Mikro menjadi kebijakan yang paling tepat untuk menghentikan laju penularan Covid-19.
Lebih lanjut, Tokoh Politik Nasional, Guntur Soekarnoputra dalam keterangannya menilai, sebaiknya dalam mengatasi persoalan yang dihadapi Bangsa Indonesia saat ini, Presiden Jokowi mestinya menentukan skala prioritas.
“Kalau berkenan, Presiden Joko Widodo melakukan apa yang dilakukan oleh Bung Karno dahulu yaitu ‘Ambeg Parama Arta’,” ucap Mas To (panggilan akrab Guntur Soekarnoputra), dalam webinar “Nasionalisme Menjawab Tantangan Zaman” yang di lakukan Persatuan Alumni GMNI, Jumat (18/6/2021).
“Ambeg Parama Arta” lanjut Mas To, maksudnya adalah pandai-pandai memilih hal-hal yang harus dikerjakan segera, karena tidak dapat ditunda-tunda lagi, dan menunda hal-hal yang masih dapat ditunda.
“Apakah Presiden Jokowi setiap harinya bisa duduk dan bersantai-santai sambil minum segelas kopi, saya rasa pastinya tidak. Saya berani jamin, seperti juga Bung Karno dulu, pikiran Presiden Jokowi pasti juga berputar-putar laksana angin puting beliung setiap harinya, apalagi menghadapi berbagai masalah,” tutur Putra Presiden Pertama RI.
Menurutnya lagi, masalah yang paling menghadang di depan Kepala Negara saat ini adalah pilihan mana yang harus didahulukan, antara kesehatan atau ekonomi dalam pandemi Covid-19 tersebut.
“Untuk menyelesaikan kedua-duanya sekaligus, rasanya mustahil. Jadi harus ‘Ambeg Parama Arta’, yakni kesehatan harus didahulukan, bila masalah Covid-19 sudah dapat diminimalisasi masalah ekonomi dapat secara maksimal diatasi,” ujarnya.
Guntur juga menyarankan, sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, harusnya Presiden Jokowi mengeluarkan perintah dalam mengatasi siluman Covid-19, bukan hanya sekedar himbauan.
“Sudahlah, berhenti memberikan himbauan, segera berikan perintah, namanya saja pemerintah. Ya kalau pemerintah kasi perintah, bukan menghimbau,” ungkapnya.
Menurut hemat saya, lanjut Mas To, untuk memenangkan perang melawan siluman Covid-19, sebaiknya pemerintah menghentikan himbauan-himbauan dan menggantinya dengan perintah-perintah yang tegas dan jelas serta berlaku secara vertikal dan horizontal dan di ikuti dengan pemberian sanksi-sanki yang dapat membuat efek jerah.
Memang ini akan berakibat pada tuduhan-tudaha kepada pemerintah, bahwa pemerintah sudah bertindak otoriter dan melanggar HAM. Sebaliknya, apakah siluman Covid-19 tidak bertindak ototriter, fasisme dan melanggar HAM?
Menurutnya lagi, dengan berpegang pada ajaran-ajaran Bung Karno, saya yakin kita bisa mengalahkan siluman Covid-19.
“Ajaran Bung Karno tentang Perjuangan Masa dapat dilakukan dalam melawan siluman Covid-19. Memobilisasi kekuatan masa rakyat bisa kita lakukan dengan langkah awal yaitu proses indoktrinasi nilai “Nation and Character Building” atau pembangunan karakter bangsa bagi masyarakat Indonesia” ungkapnya.