Tasikmalaya, Semartara.News – Menghafal Al-Qur’an sering kali menjadi tantangan besar bagi banyak orang. Tidak hanya sekadar menyelesaikan bacaan, tetapi juga menjaga konsistensi, meningkatkan kualitas hafalan, serta memahami makna setiap ayat yang dihafal. Menjawab berbagai kendala tersebut, Ustaz H. Abdul Latief, S.E., M.A. memperkenalkan sebuah inovasi bernama Metode HATAM, sebuah pendekatan sistematis dan terukur yang dirancang untuk memudahkan proses menghafal Al-Qur’an agar lebih cepat, efektif, dan penuh keberkahan.
Metode ini diperkenalkan secara komprehensif dalam Workshop dan Pelatihan Metode HATAM yang digelar di Aula MTs Serba Bakti Suryalaya pada Rabu, 3 September 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Pameran Kesuryalayaan dan Ilmiah (PEKA) dalam rangka Milad ke-120 Pondok Pesantren Suryalaya. Puluhan peserta yang terdiri dari santri, guru, dosen, mubalig, hingga masyarakat umum, mengikuti pelatihan dengan antusiasme tinggi dan suasana yang interaktif.
Dalam sesi pemaparan, Ustaz Latief mengungkapkan bahwa Metode HATAM lahir dari keprihatinannya terhadap banyak murid yang mengalami kesulitan dalam mencapai target hafalan Al-Qur’an. “Masalah utama yang saya temui adalah kurangnya alat bantu yang efektif dan waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah,” ujarnya.
Sebagai solusi, Metode HATAM mengusung tiga langkah utama yang dirangkum dalam akronim UMI, yaitu:
- Ulang-ulang: Melakukan pengulangan secara konsisten agar hafalan semakin melekat dan tahan lama.
- Multimedia: Memanfaatkan teknologi audio-visual sebagai media pembelajaran modern yang membantu proses bimbingan dan pengulangan.
- Irama: Menggunakan irama dan nada yang menarik untuk membuat hafalan menjadi lebih indah, mudah diingat, dan menyenangkan.
Media pembelajaran ini dikembangkan oleh Ikhwan TQN Suryalaya, alumni Institut Agama Islam Luhur Muhammadiyah (IAILM), sebagai bentuk kontribusi nyata dalam dunia pendidikan Al-Qur’an yang terus berkembang.
“Untuk menguasai metode HATAM ini, peserta hanya membutuhkan waktu sekitar tiga jam pelatihan,” tegas Ustaz Latief. Ia juga menambahkan, “Harapan saya, para Ikhwan yang berhasil menghafal Al-Qur’an dengan metode ini dapat menjadi motor penggerak dakwah TQN sekaligus menyebarkan manfaatnya ke masyarakat luas.”
Salah satu peserta, Nuraini (21), mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) IAILM, mengaku sangat terbantu dengan metode ini. “Biasanya saya butuh waktu lama untuk menghafal satu halaman Al-Qur’an, tapi dengan metode HATAM, prosesnya terasa lebih ringan. Apalagi dengan adanya irama, saya jadi lebih semangat dan cepat mengingat,” ujarnya dengan senyum sumringah.
Pelatihan Metode HATAM ini diharapkan menjadi langkah awal lahirnya generasi penghafal Al-Qur’an yang tidak hanya mahir dalam bacaan, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam terhadap isi kandungan ayat-ayat suci. Selain itu, generasi ini diharapkan mampu menjadi teladan dan inspirasi bagi masyarakat luas dalam mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih jauh, Metode HATAM juga membuka peluang bagi lembaga pendidikan dan komunitas dakwah untuk mengadopsi pendekatan ini sebagai bagian dari kurikulum pembelajaran Al-Qur’an yang lebih efektif dan menyenangkan. Dengan demikian, diharapkan semakin banyak generasi muda yang mampu menghafal Al-Qur’an dengan kualitas yang baik dan semangat yang tinggi, sehingga keberkahan Al-Qur’an dapat dirasakan secara luas di tengah masyarakat.
Kegiatan ini sekaligus menjadi bukti nyata komitmen Pondok Pesantren Suryalaya dalam mengembangkan metode pembelajaran Al-Qur’an yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan zaman, tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisional yang telah menjadi warisan luhur pesantren selama ini. (*)