
Kota Tangerang Selatan – Kadinkes Kota Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar saat ditemui di Balai Kota Tangsel, Ciputat pada Jumat (21/1/2022).
– Sudah ada 1.274 warga Tangerang Selatan (Tangsel) yang dinyatakan positif Covid-19 pada Selasa (25/1/2021).
Sebanyak ribuan warga Tangsel itu kini sedang berjuang untuk sembuh.
Angka itu disebut masih dalam kondisi kasus aktif.
Melansir Tribun Jakarta, secara total, jumlah kasus Covid-19 di tangsel sejak Maret 2020 lalu sampai hari ini, mencapai 32.678 orang, 734 di antaranya meninggal dunia dan 30.670 lainnya sembuh.
Tren kenaikan kasus aktif secara signifikan mulai terlihat sejak sekira sepekan lalu.
Pada 18 januari, jumlah kasus Covid-19 aktif di Tangsel sebanyak 270 orang.
Angka tersebut per harinya terus bertambah. Dari puluhan, kasus harian Tangsel kini mencapai ratusan.
Seperti pada 22 Januari, jumlah kasus aktifnya sudah sebanyak 716 orang. Yang tertinggi adalah hari ini. Penambahan kasus harian 25 Januari 2022 mencapai 318 orang.
Data di atas dapat dilihat di laman Satgas Covid-19 Tangsel, lawancovid19.tangerangselatankota.go.id.
Kepala Dinkes Tangsel: Penularan Cepat
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar, mengakui adanya lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan sepanjang januari 2022 ini.
Allin melihat meroketnya penularan virus ganas itu merupakan ulah varian baru, Omicron.
“Sekarang ini kalau kita melihat polanya bahwa angka setiap harinya tinggi, penularan cepat, sudah ciri-ciri Omicron,” kata Allin.
Pihaknya pun memprediksi puncak dari lonjakan kasus infeksi Covid-19 bakal terjadi pada beberapa bulan ke depan.
“Kalau melihat saat ini, kita harus siap-siap mungkin Februari bisa puncak kasusnya. Ya samalah dengan perkiraan Kemenkes bulan Februari sampai Maret awal,” pungkasnya.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 tangsel melalui laman lawancovid19.tangerangselatankota.go.id, sampai hari ini, Senin (24/1/2021), sebanyak 978 warga Tangsel terpapar Covid-19.
Sementara, secara total sejak maret 2020 lalu, kasus Covid-19 di Tangsel sebanyak 32.360 kasus, sebanyak 30.648 di antaranya dinyatakan sembuh dan 734 lainnya meninggal dunia.
16 Terpapar Omicron
Sampai Senin (24/1/2022), Allin mengatakan, sebanyak 16 warga Tangsel terpapar Covid-19 varian Omicron.
Menurut Allin, seluruh pasien Omicron di Tangsel merupakan hasil transmisi lokal.
“Kesimpulannya ada 16 kasus Omicron di Tangsel, semuanya transmisi lokal,” ujar Allin, saat dihubungi, Senin (24/1/2022).
Namun, jika di total, sampai hari ini, ada 17 kasus Omicron di Tangsel.
Data satu pasien ditangani pemerintah pusat karena merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
“Enam belas transmisi lokal. Yang satu ini (PPLN) datanya ditarik ke pusat langsung, jadi datanya pusat. Sehingga di Tangsel kini tercatat ada 16 kasus omicron,” tutur dia.
Data tersebut belum termasuk kasus MR (45) yang meninggal di RS Sari Asih Ciputat. Sebab belum ada data hasil whole genome sequencing (WGS).
Dari 16 kasus, lima pasien diantaranya sudah sembuh. Sisanya, ada yang menjalani isolasi mandiri di rumah dan rumah sakit rujukan.
“Kalau melihat saat ini varian yang beredar, ini terindikasi Omicron. Karena kan penularannya cepat. Dan di lapangan rata-rata ini tidak bergejala semua,” lanjut Allin.
Pasien yang terpapar Omicron mengalami gejala ringan seperti sakit tenggorokan, batuk, dan pilek. Meski demikian, Allin tetap memperingatkan pentingnya untuk selalu mematuhi protokol kesehatan (prokes).
Terlebih, kata dia, dari 16 kasus yang ada keseluruhannya baru kali ini terkena riwayat Covid-19 varian Omicron padahal sudah melengkapi vaksinasi hingga dosis kedua.
“Langkah dinkes, strateginya sama saja karena musuhnya sama. Hanya penularannya cepat,” ucapnya.
“Jadi yang kami imbau, masyarakat harus taat prokes, saling menjaga, kesadaran kolektifnya ditingkatkan lagi, sehingga pemutusan rantai penularan ini cepat,” tambah Allin.
Selain itu, Allin mengingatkan, mobilitas masyarakat harus dibatasi. Kemudian, Dinas Kesehatan juga akan terus melakukan testing, tracing dan treatment.
“Sehingga saat melakukan itu otomatis akan ada kasus yang terdeteksi. Itu konsekuensinya, karena kita terus tingkatkan dari tracing-nya,” imbuhnya.