Berita  

Resmi Digelar, Mad Romli Buka Liga Santri Nusantara 2019

Mad Romli, Wakil Bupati Tangerang membuka Liga Santri Nusantara (LSN) Region Banten 2019 ini di Stadion Mini Solear, Senin (14/10/2019). (Istimewa)

SEMARTARA-Wakil Bupati Tangerang H Mad Romli melakukan tendangan pertama menandakan Liga Santri Nusantara (LSN) Region Banten 2019 resmi digelar. Pembukaan Kompetisi Sepak Bola antar Pondok Pesantren se-Banten ini dilaksanakan di Stadion Mini Solear, Senin (14/10/2019).

“Liga Santri ini menjadi ajang yang sangat strategis. Sehingga, ke depan kami akan memberikan dukungan maksimal karena liga ini digelar secara mandiri,” ujar Wabup Tangerang Madromli kepada wartawan usai melakukan tendangan pertama.

Baca juga: Prabowo Siap Gabung, Jokowi Sebut Soal Koalisi Belum Final

Romli juga berharap, dari Liga Santri ini muncul bibit-bibit pesebakbola yang akan mengharumkan nama Kabupaten Tangerang. Terlebih, kata dia, LSN sudah terbukti menelurkan pemain nasional yang saat ini berkiprah di tim nasional yaitu M. Rafli Mursalim.

Senada, perwakilan RMI NU sekaligus panitia nasional LSN Hariyanto Ogie berharap, Pemkab Tangerang memberikan dukungan maksimal pada perhelatan LSN tahun-tahun selanjutnya. Sebab, kata Hariyanto, LSN diselenggarakan secara mandiri. Bahkan, Banten menggelar kegiatan ini tanpa bantuan sepeserpun dari panitia pusat.

Baca juga: Museum, Ruang Penjelajah Waktu

“Kami sangat bangga karena meski tanpa bantuan panitia pusat, LSN ini dapat terselenggara. Kami berharap, Pemkab Tangerang memberikan dukungan maksimal untuk LSN tahun-tahun selanjutnya, dan menjadi agenda tahunan ASKAB Kabupaten Tangerang,” ungkapnya.

Sementara, Koordinator LSN Region Banten, Khoirun Huda mengatakan, selama lima tahun digelar, prestasi Banten cukup baik, yaitu rata-rata masuk 3 besar pada seri nasional.

Baca juga: Anggota DPR RI, Ananta Wahana: Perpres 63 Langkah Baik untuk Melestarikan Bahasa Indonesia

“Kami berharap, prestasi tahun ini menjadi lebih baik,” pungkas Huda.

Huda memaparkan, bahwa LSN bukan hanya sekedar menjadi ajang menggodok pesebakbola asal pesantren, namun juga menjadi ajang untuk melakukan pendidikan karakter santri.

Baca juga: Jokowi Rencanakan Kunjungi Papua

“Melalui kompetisi ini, santri dididik memiliki mental sportif dan menunjukkan akhlaknya di lapangan sepakbola. Jika mendapatkan kartu merah, maka harus menerima bahkan mencium tangan wasit. Sehingga, LSN bisa menjadi contoh baik kompetisi sepakbola di Indonesia,” tukasnya. 

 

Tinggalkan Balasan