Relawan Vaksin Terpapar Covid-19, Ini Penjelasan Guru Besar Unpad

Foto: Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr.,Sp.A(K).,MM/Dok. Unpad

Jakarta, Semartara.News – Beberapa hari belakangan, sempat geger soal relawan yang justru terpapar virus, tepat setelah disuntikkan vaksin Covid-19. Terkait hal ini, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjajaran (Unpad), Kusnandi Rusmil menegaskan bahwa setelah mendapat suntikan, yang belum jelas vaksin atau plasebo, relawan tersebut bepergian ke luar kota.

Setelah itu, pada kunjungan selanjutnya, relawan masih dalam keadaan sehat setelah diperiksa secara klinis dan kemudian diberikan suntikan kedua. Keesokan harinya, karena pernah memiliki riwayat ke luar kota, maka Dinas Kesehatan melakukan uji usap (swab) kepada relawan tersebut.

“Relawan menjalani program pemeriksaan swab Nasofaring dari Dinkes karena ada riwayat ke luar kota. Oleh petugas dilakukan pengambilan bahan dari apus hidung dan kemudian dikirimkan ke laboratorium BSL2 (Dinas Kesehatan) dengan hasil positif. Hasil yang positif tersebut harus disampaikan kepada yang bersangkutan,” kata guru besar Fakultas kedokteran Unpad itu dalam keterangan tertulisnya yang diterima Semartara.News, Jumat (11/9) lalu.

Hasil dari uji swap ini menunjukkan bahwa relawan tersebut positif Covid-19 dan harus melakukan isolasi mandiri. Selain itu, ada program pemantauan secara ketat yang dilakukan tiap hari. Selama 9 hari, hasil pemantauan relawan relatif berada dalam kondisi baik.

“Kesimpulan Hasil pemeriksaan swab hidung positif bukan berasal dari tim penelitian tapi hasil dari program pemeriksaan swab Nasofaring oleh pemerintah dan perlu dilanjutkan dengan pengawasan ketat. Selama 9 hari pengawasan kondisi yang bersangkutan dalam keadaan baik,” jelas Kusnandi.

Kusnandi juga mencatat, dalam uji klinis vaksin, ada dua kelompok yang disuntik dua cairan, plasebo dan vaksin. Selain itu, uji klinis ini dilakukan dengan prinsip observer blind atau relawan tersamar. “Sehingga tidak diketahui mana yang dapat plasebo dan mana yang dapat vaksin,” jelasnya.

Maka, dia mengimbau agar semua relawan wajib menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. “Pada (relawan) yang mendapat vaksin, kekebalan diharapkan paling cepat 2 minggu pasca suntikan kedua,” kata Kusnandi.

Sementara, relawan uji klinis masih akan dipantau kesehatannya selama 6 bulan pasca suntikan terakhir. “Uji klinis ini masih panjang jalannya, agar kita bersama-sama dapat menjaga privasi dari sukarelawan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan