Jakarta, Semartara.News – Ketua DPR Puan Maharani menyikapi Kebijakan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM level 4 hingga tanggal 16 Agustus 2021 yang sudah diambil pemerintah Republik Indonesia.
Menurut politisi perempuan ini, perpanjangan PPKM level 4 adalah momentum dalam menjaga penurunan laju penularan Covid-19 yang terjadi beberapa hari terakhir ini.
Lebih lanjut, Puan Maharani berharap, momentum baik ini tetap terjaga setelah pemerintah memutuskan perpanjangan PPKM Level 4, meski dengan uji coba pembukaan mal dan pembukaan tempat ibadah secara terbatas.
“Relaksasi ekonomi dan sosial keagamaan ini juga harus direspons dengan penuh tanggung jawab oleh seluruh lapisan masyarakat, yakni dengan tetap ketat melaksanakan protokol kesehatan,” ujar Ketua DPR Puan Maharani di Jakarta, Selasa (10/8/2021).
Mantan Menko PMK ini mengatakan, tanggung jawab bersama masyarakat dengan tetap memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas (5M), semata-mata agar kondisi penularan Covid-19 tidak kembali seperti Juli lalu.
“Mari kita jaga bersama-sama kondisi yang berangsur membaik ini dengan penuh tanggung jawab,” kata Ketua DPR Puan Maharani, seraya mengingatkan pengawasan prokes oleh petugas di lapangan juga tetap diperlukan.
Selain itu, politisi PDI Perjuangan ini juga berharap, dalam masa perpanjangan PPKM Level 4 ini, pemerintah bisa menekan dua indikator yakni angka kematian dan positivity rate.
“Tren kasus beberapa hari terakhir memang menurun, tapi angka kematian dan positivity rate masih relatif tinggi. Dua indikator ini harus terus ditekan,” kata perempuan pertama yang menjabat Ketua DPR ini.
Dari data Kemenkes per Senin (9/8/2021), positivity rate masih 36,34 persen atau jauh di atas standar WHO 5 persen. Sementara angka kematian di hari yang sama sebanyak 1.475 jiwa.
“Pemerintah harus fokus untuk menekan dua indikator tersebut sampai di bawah standar yang berlaku,” tegas Puan lagi.
Puan menambahkan, upaya penekanan positivity rate harus disertai dengan testing, tracing dan treatment (3T) yang semakin masif.
“Kalau 3T tidak masif, nantinya penularan hanya naik turun, tapi tidak melandai. Akibatnya, tidak ada info tepat terkait daerah-daerah yang betul-betul red zone,” ujarnya.
Di samping itu, Puan juga mengingatkan pemerintah untuk terus menggjenjot vaksinasi massal, terutama di luar Jawa yang tingkat vaskinasinya masih rendah. Target vaksinasi harus tecapai dengan pasokan dan distribusi vaksin yang lancar.
“Karena faktanya vaksinasi adalah salah satu cara utama menekan risiko kematian,” ujar Puan Maharani.