“Kita akan memanfaatkan momentum ini untuk memberikan banyak informasi yang dapat mengurai persoalan yang selama ini mendera petani untuk melaksanakan peremajaan sawit,” tuturnya.
Jatmiko mengakui bahwa saat ini terdapat disparitas produktivitas yang tinggi antara perkebunan perusahaan dan rakyat. Bagi PTPN V yang berkantor pusat di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, persoalan disparitas antara kebun rakyat dan perusahaan berhasil dipangkas.
Saat ini, 9.000 hektare lahan petani mitra PTPN V yang telah mengikuti program PSR dengan pola manajemen tunggal berhasil mengantongi produktivitas hingga 26 ton per hektare atau jauh di atas rerata nasional 19 ton per hektare.
Sebelumnya, dalam kunjungan kerja perdananya sebagai komisaris di Riau, Andi turun ke lapangan dan bertemu dengan para petani mitra PTPN V.
Ia mengaku takjub dengan keberhasilan program PSR PTPN V karena tanaman muda yang diremajakan pada tahun 2020 di KUD Tunas Muda, Kabupaten Siak, tumbuh subur dan segera memasuki masa panen dalam waktu dekat.
“Tanaman yang diremajakan tumbuh sangat baik. Ini adalah bukti nyata keberhasilan program PSR PTPN V yang diikuti petani sawit kecil,” kata Andi.(Sayuti)