Lebih lanjut Abdul Ghani menyampaikan, penjualan meningkat 5% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp56 triliun.
Sementara itu, margin pendapatan sebelum pajak, bunga, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA, yang menjadi faktor mendasar kinerja keuangan perseroan, juga sangat baik dan sehat, yakni tercatat Rp13,56 triliun atau 5% di atas anggaran tahun 2022 (RKAP 2022).
Harga jual komoditi sawit juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, dimana rata-rata harga CPO 2022 sebesar Rp12.489/kg, sedangkan di 2021 sebesar Rp11.293/kg.
“Selain harga jual yang baik, serta produktivitas yang meningkat, laba yang diperoleh di tahun 2022 juga dipengaruhi oleh cash cost (exclude biaya pemupukan) yang berhasil diturunkan hingga sebesar 4% dibandingkan tahun sebelumnya,” tambah Abdul Ghani.
Menurut Abdul Ghani, pencapaian kinerja positif tersebut menunjukan transformasibisnis yang dilakukan secara menyeluruh, melalui 3 Pilar Pertumbuhan Perusahaan: yaitu Optimalisasi Portofolio dan Operational Excellence, Commercial Excellence dan Ekspansi Hilir, serta Optimalisasi Aset dan Kemitraan Strategis; dan 2 Pendukung Dasar, yaitu: Pengembangan Kapabilitas dan Budaya serta Peningkatan Sistem dan Teknologi, berjalan dengan baik. “Artinya, upaya-upaya tersebut ke depan akan terus kita lakukan untuk lebih mengoptimalkan lagi kinerja perusahaan,” ujarnya. (Sayuti)