Psikolog Klinis Reti Oktania Ajak Kepedulian Anak Pada Sampah

Psikolog Klinis Reti Oktania Ajak Kepedulian Anak Pada Sampah
Ilustrasi menjaga kebersihan rumah dari virus

Jakarta, Semartara.News – Psikolog klinis Reti Oktania, M.Psi mengungkapkan, bahwa setiap orangtua dirumah dapat membentuk karakter dan perilaku anak-anak agar peduli pada lingkungan.

Menurut Psikolog Klinis anak dari Rumah Dandelion, orangtua bisa menerapkan konsep 3R, yaitu Routine, Ritual, dan Rules.

“Orangtua dapat menciptakan rutinitas bersama anak yang berhubungan dengan merawat lingkungan, dimulai dari rutinitas memilah sampah setiap hari,” ujar Psikolog Klinis Reti Oktania dalam forum “Waste4Change” pada Jumat (22/7/2021).

Lebih lanjut, lulusan Fakultas Psikilogi Universitas Indonesia mengatakan, bahwa dari sisi ritual, orangtua bisa membuat sebuah kegiatan yang menarik bagi anak, misalnya membuat mainan edukatif yang berasal dari material sampah yang telah dipilah setiap akhir pekan bersama orang tua.

“Atau kalau ada anggota keluarga yang berulang tahun, dibanding memberikan kado bagaimana kalau setiap tahun kita ajak menanam bibit pohon. Ini akan menjadi sesuatu yang dinanti anak,”lanjut Psikolog Klinis Reti Oktania.

Selain itu, orang tua bisa membuat rules atau aturan yang disepakati bersama anak, misalnya anak dilibatkan untuk membantu membuang sampah di tempat sampah terpilah.

Reti mengatakan bahwa membentuk perilaku dan karakter anak, orangtua perlu memberikan contoh nyata yang dapat diikuti. Hal yang paling mudah adalah memberikan pemahaman dan aksi cara memilah sampah.

Selain itu, anak-anak juga perlu diingatkan secara verbal dan visual. Orangtua bisa mengingatkan anak secara langsung melalui ucapan.

Sedangkan untuk visual, dapat dilakukan dengan menaruh gambar-gambar atau tulisan di tempat sampah terpilah, agar anak lebih tertarik membuang sampah di tempat yang telah terpilah. Misalnya, tempat sampah hijau untuk organik, kuning untuk anorganik dan merah untuk benda kaca.

“Terakhir, berikan apresiasi yang spesifik. Artinya, kita dapat menyampaikan terima kasih setelah anak berhasil menghabiskan makanan, atau memilah sampah, sambil diberikan pemahaman yang sederhana,” ujar Reti.

Tinggalkan Balasan