Banten, Semartara.News – Gubernur Banten, Andra Soni, menyatakan bahwa Program Sarjana Penggerak Desa yang diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi Banten bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di pedesaan serta secara keseluruhan meningkatkan SDM di Provinsi Banten.
Pernyataan tersebut disampaikan Andra Soni saat menerima tim Rektorat Institut Teknologi Indonesia (ITI) di Gedung Negara Provinsi Banten, Jl Brigjen KH Syam’un No. 5, Kota Serang, pada Kamis (22/5/2025).
Menurutnya, kolaborasi antara Pemprov Banten dan perguruan tinggi sangat penting dalam program ini.
“Kami telah berdiskusi dengan Institut Teknologi Indonesia mengenai berbagai bentuk kerja sama, termasuk di bidang pendidikan yang berkaitan dengan Program Sarjana Penggerak Desa,” ungkap Andra Soni.
Gubernur menambahkan bahwa ITI memiliki program studi yang sangat relevan dengan kebutuhan pengembangan desa di Banten, seperti teknologi industri pertanian dan teknologi pengolahan pangan.
“Saya berharap diskusi hari ini dapat ditindaklanjuti. Kerja sama dengan ITI ini adalah langkah menuju Banten yang lebih maju,” tambahnya.
Program Sarjana Penggerak Desa merupakan inisiatif strategis dari Pemerintah Provinsi Banten untuk menempatkan lulusan perguruan tinggi di desa-desa, guna mendorong pembangunan dan inovasi di tingkat desa. Program ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pengetahuan dan teknologi antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta memberdayakan masyarakat desa.
Kerja sama dengan perguruan tinggi juga sejalan dengan visi Banten Maju, Adil Merata yang diusung oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Banten, Andra-Dimyati. Pemerintah Provinsi Banten optimis bahwa kolaborasi ini dapat mempercepat peningkatan kualitas SDM di pedesaan, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan fokus pada pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Rektor Institut Teknologi Indonesia, Prof. Syopiansyah Putra Jaya, menyampaikan bahwa kerja sama antara ITI dan Provinsi Banten sebenarnya telah berlangsung lama.
“Saat ini, kami ingin memperkuat kembali kerja sama tersebut,” ujarnya.
Syopiansyah menjelaskan beberapa program unggulan ITI yang dapat mendukung inisiatif Gubernur Banten.
“Salah satunya adalah program Teknologi Industri Pertanian, di mana kami memiliki sistem smart farming, smart greenhouse, dan agribisnis. Ini tidak hanya berkaitan dengan pengembangan SDM, tetapi juga mencakup sistem pertanian cerdas yang dapat diimplementasikan untuk mendukung program Gubernur dalam pengembangan pertanian terpadu di tingkat desa,” jelasnya.
Lebih lanjut, Syopiansyah menekankan pentingnya peningkatan kompetensi SDM lokal di Banten. “Kami ingin meningkatkan kompetensi SDM lokal agar mereka dapat bekerja di industri atau berkontribusi dalam pembangunan desa. Dengan demikian, petani tidak hanya fokus pada pertanian, tetapi juga dapat mendukung program-program lain seperti ekonomi kreatif dan program gizi gratis,” tuturnya. (*)