Berita  

Presiden Tinjau Pesawat Baru TNI AU C-130J-30 Super Hercules A-1339

Presiden Tinjau Pesawat Baru TNI AU C-130J-30 Super Hercules A-1339
Presiden Tinjau Pesawat Baru TNI AU C-130J-30 Super Hercules A-1339. (Antaranews)

Jakarta, Semartara.News Presiden Joko Widodo mengunjungi pesawat baru TNI Angkatan Udara C-130J-30 Super Hercules sebelum menyaksikan serah terima alat utama sistem persenjataan terbaru dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto kepada Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono.

Mengutip Antaranews, Acara serah terima ini dilangsungkan di Pangkalan TNI AU (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada hari Rabu. Selama acara, Presiden mengecek kargo dan kokpit pesawat yang baru tiba dari pabrikannya, yaitu Lockheed Martin di Marietta, Georgia, Amerika Serikat, pada hari Senin yang lalu.

Setelah mengecek pesawat, Menhan secara simbolis menyerahkan kunci Pesawat TNI AU C-130J-30 Super Hercules A-1339 kepada Panglima TNI. Kemudian acara dilanjutkan dengan penyibakan bendera satuan, pemecahan kendi, dan penyiraman hidung pesawat oleh Presiden.

“Yang kita terima pada pagi hari ini pesawat yang sangat canggih. Saya sudah masuk, bisa mengangkut kalau pasukan yang komplet dengan parasut penerjun bisa 98, tapi kalau hanya pasukan (saja) bisa 128,” kata Jokowi kepada awak media selepas prosesi serah terima Pesawat TNI AU C-130J-30 Super Hercules A-1339.

Presiden menambahkan bahwa Super Hercules A-1339 memiliki kapasitas kargo yang lebih besar dibanding model-model terdahulu yang dimiliki Indonesia seperti C-130H, yakni seberat 19,9 ton. 

“Artinya ini bagus untuk operasi militer maupun operasi nonmiliter bencana alam juga bisa. Bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia karena Pesawat Super Hercules ini bisa terbang 11 jam,” kata Jokowi.

Dalam kesempatan lebih awal, Kepala Staf TNI AU (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengatakan bahwa Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki Pesawat C-130J-30 Super Hercules.

“Ini bukan hanya TNI AU, ini kebanggaan untuk bangsa Indonesia. Di regional ini, di Asia Tenggara, baru Indonesia (yang memiliki),” ujar Fadjar.

Tinggalkan Balasan