Prediksi Pasar Properti Jabodetabek Setelah IKN Resmi Pindah

Prediksi Pasar Properti Jabodetabek Setelah IKN Resmi Pindah
pasar properti, jabodetabek

JAKARTA, Semartaranews – Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Nusantara, Kalimantan Timur, sudah di depan mata. 

Dilaporkan saat ini pemerintah sedang mempercepat pembangunan infrastruktur IKN berkonsep smart city tersebut. 

Rencananya, pembangunan IKN tahap pertama akan dimulai pada semester kedua tahun 2022 dan pemindahan akan dilangsungkan secara berkala mulai semester satu tahun 2024. 

Lewat adanya pemindahan tersebut, bagaimana prospek pasar properti di kawasan Jabodetabek pada tahun-tahun mendatang? 

Terkait hal ini, Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan, wilayah Jabodetabek tetap akan memiliki prospek yang baik seperti sebelumnya. 

Bisnis properti diperkirakan akan tetap memiliki potensi berkembang yang besar, terlebih didukung dengan adanya sarana dan prasarana infrastruktur yang lengkap. 

“Ini membuat kebutuhan properti residensial masih sangat tinggi,” ungkap Marine dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (31/1/2022). 

Mendukung pernyataan tersebut, data Rumah.com yang tercantum dalam Indonesia Property Market Index (RIPMI) Q4 2021 menggambarkan tingginya kebutuhan properti residensial di Jabodetabek. 

Untuk diketahui, data RIPMI adalah hasil analisis dari sekitar 600.000 listing properti yang dijual dan disewakan dari seluruh Indonesia. 

Terdapat lebih dari 17 juta halaman yang tercatat dikunjungi setiap bulan dan dapat diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti tiap bulan. 

“Properti residensial di Jabodetabek tetap menjadi kawasan hunian idaman di tahun 2022,” tambah Marine. 

Jelasnya, stimulus dari pemerintah turut mendorong perilaku konsumen yang telah siap secara finansial untuk mengambil keputusan pembelian secepatnya. 

Adapun untuk rinciannya, terlihat adanya kenaikan harga tertinggi di tiga provinsi dalam kawasan Jabodetabek, yaitu Banten sebesar 3,07 persen, Jawa Barat sebesar 2,30 persen dan DkI Jakarta sebesar 1,81 persen. 

Lebih lanjut, Kota Tangerang mencatat pertumbuhan harga tahunan paling siginifikan, yakni sebesar 17,04 persen yang diiringi dengan suplai tahunan sebesar 39,93 persen. 

Kendati demikian, tren pencarian di wilayah ini turun secara drastis, yaitu sebesar 11,02 persen secara kuartalan. Kota Tangerang turut menjadi sasaran kalangan menengah yang mencari hunian harga Rp 300-750 juta. 

Berbeda halnya dengan Kota Tangerang, Kota Bogor mengalami kenaikan pencarian di atas 20 persen secara kuartalan. 

Ini kemungkinan dipengaruhi oleh harga properti residensial di Kota Bogor yang cenderung stagnan selama dua kuartal berturut-turut sehingga pembeli lebih merasa diuntungkan dalam hal tersebut. 

Sementara Jakarta Barat tercatat mengalami penurunan harga terbesar dan lebih dipengaruhi oleh peningkatan suplai properti yang mencapai 11,81 persen jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. 

Meskipun tren pencarian properti di kawasan ini mengalami penurunan sebanyak 4,53 persen per kuartalan, tetapi proporsinya masih mencakup 10 persen dari total pencarian yang dilakukan di Rumah.com. (Kompas.com)

Tinggalkan Balasan