Kabupaten Tangerang, Semartara.News – Menurut Anggota MPR RI, Ananta Wahana, generasi milenial merupakan penentu masa depan bangsa Indonesia. Hal itu ia katakan pada acara Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Kamis, (11/11/2021).
Sebab, menurut Anggota Fraksi PDI Perjuangan itu, milenial memiliki potensi yang luar biasa sampai dua puluh lima tahun ke depan, karena jumlahnya yang begitu besar, yaitu sekitar 25 persen atau 60 juta dari total penduduk Indonesia.
“Potensi kaum muda milenial ini begitu besar. Sangat menentukan kehidupan bangsa ini ke depan. Karena itu, melalui Sosialisai 4 Pilar MPR RI ini, kita berikan penguatan ideologi Pancasila. Supaya, generasi milenial ini tidak tergerus ideologi asing, seperti Intoleransi dan Radikalisme atau paham negatif lainya,” imbuhnya.
Selain itu, menurut Ananta, di era digital ini generasi Milenial menjadi pengkonsumsi belanja online terbesar, dan pengguna media sosial terbesar juga. Oleh karena itu, generasi tersebut harus diberi bekal ideologi yang kuat, karena mereka akan menjadi garda terdepan dari kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
“Begitu strategisnya peran milenial ini. Kareana apa, ya tadi itu. Mereka bisa menentukan nasib bangsa ini ke depan,” imbuhnya.
Ananta juga meminta agar generasi milenial di Indonesia mampu menguasai teknologi, termasuk teknologi internet. Selain itu, mereka juga harus mampu memahami secara utuh Empat Pilar, yaitu Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945, Pancasila dan NKRI di dalam berbangsa dan bernegara.
“Nah, itulah sebabnya mereka harus memahami Empat Pilar. Setelah memahami, meraka harus melaksanakannya. Jadi, biarlah mereka menjadi virus-virus positif di masyarakat, dan virus-virus positif di media sosial, agar semakin hari Negara kita ini semakin tentram, semakin sejahtera, semakin sentosa, bahkan semakin kuat,” katanya.
Di samping itu, Pemateri Sosialisai 4 Pilar MPR RI, Prof. Dr. Topo Supriyadi menyampaikan, bahwa penguatan ideologi Pancasila terhadap generasi milenial harus terus dilakukan sebagai jawaban atas tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi yang kian pesat, yang jika tidak memperkuat pemahaman dan menanamkan nilai-nilai 4 Pilar dalam kehidupan sehari-hari generasi milenial, maka generasi ini akan remuk dan tercerabut dari akar jati diri bangsa.
“Tadi itu, mereka adalah penentu masa depan Bangsa Indonesia. Maka harus kita bentengi dari pengaruh-pengaruh paham global yang bisa menghancurkan dan mencabut generasi itu dari akar jati diri bangsanya,” ungkapnya.
Menurutnya, kemajuan dunia digital tidak bisa dihindari, di mana arus informasi begitu gencar melalui teknologi informasi. Oleh sebab itu, untuk menyaring itu semua, generasi muda harus memiliki bekal pemahaman tentang nilai-nilai Empat Pilar Kebangsaan sebagai panduan dalam Berbangsa dan Bernegara.
“Tantangan ke depan akan semakin besar. Dan generasi Milenial ini jangan sampai menjauh dari Ideologi Bangsa, yaitu Pancasila. Karena itu, hurus terus kita perkuat mereka dengan nilai-nilai Ideologi Pancasila,” jelasnya.
Sementara itu, Politisi muda PDI Perjuangan yang juga pemateri sekaligus mewakili generasi milenial, Abraham Garuda Laksono menyampaikan, bahwa dirinya mengaku sangat kagum dengan para Founding Father Indonesia yang telah mampu merumuskan Pancasila.
Menurut pemuda yang akrab disapa Abe ini, dalam Pancasila terdapat berbagai nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia yang harus bisa dihayati dan diamalkan oleh semua warga Indonesia, termasuk para pemuda.
“Saya yakin jika Pancasila bisa dihayati dan diamalkan. Maka negara ini akan sangat tangguh karena memiliki Ideologi yang kuat,” ujar pemuda lulusan James Cook University, Singapura ini.
Menurut Abe, sikap apatis generasi muda terhadap berbagai persoalan Bangsa harus segera dihilangkan. Sebab, tanpa adanya kepedulian generasi muda, maka, Negara Indonesia akan mudah diadu domba dan dihancurkan.
“Kegiatan Sosialisasi ini salah satu usaha nyata memupuk cinta Tanah Air terutama kepada generasi muda. Ini hanya salah satu, masih banyak usaha yang bisa dilakukan untuk menciptakan masyarakat yang cinta tanah air,” ujarnya.