SEMARTARA, Jakarta (3/9) – Polemik antara Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait pengadaan senjata api menjadi sorotan publik. Langkah Menkopolhukam Wiranto dalam menuntaskan polemik tersebut mendapat apresiasi dari DPR.
Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan mengatakan, meski harus melalui mitra kerja di DPR, baik Komisi I dan Komisi III, langkah Mekopolhukam dalam menyatukan persepsi antara Panglima TNI dan Kapolri mendapat apresuasi.
“Saya sangat mengapresiasi langkah pemerintah Menkopolhukam untuk menyamakan persepsi TNI dan Kapolri karena apapun itu keduanya ini kan abdi negara, abdi masyarakat kedua-duanya juga menggunakan APBN yang dibahas sama dengan DPR,” kata Taufik, di Gedung DPR, Jakarta, seperti dilansir jurnas.com.
Hal itu menanggapi pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo terkait pembelian senjata api oleh institusi di luar militer dengan mengatasnamakan Presiden Jokowi. Disusul dengan adanya pengiriman senjata api dan amunisi untuk Brimob yang tertahan di Bandara Soekarno Hatta.
Dalam kesempatan itu, Taufik sebagai Wakil Ketua DPR yang membidangi ekonomi dan keuangan menyampaikan, dirinya memiliki kepentingan terkait kisruh senjata api tersebut.
“Menjaga hal-hal demikian dalam konteks pembahasan anggaran jangan mencuat ke masyarakat. Ini akhirnya menimbulkan hal-hal yang multitafsir seolah-olah tidak kompak. Padahal, setahu saya dua institusi ini sangat kompak, sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” tegasnya.
Seperti diketahui, pengiriman senjata api masih tertahan di Gudang UNEX Area Kargo Bandara Soekarno Hatta. Senjata yang rencananya akan didistribusikan ke Korps Brimob Polri itu dibawa dengan menggunakan Pesawat Charter model Antonov AN-12 TB, Maskapai Ukraine Air Alliance UKL 4024.
Adapun data barang tersebut dari Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kal 40 x 46mm sebanyak 280 pucuk. Dikemas dalam 28 box (10 pucuk/box), dengan berat total 2.212 kg.
Amunition Castior 40mm, 40x 46mm round RLV-HEFJ with high explosive fragmentation Jump Grenade, dikemas dalam 70 box (84 butir/box) dan 1 box (52 butir), total 5.932 butir (71 box) dengan berat 2.829 kg.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyampaikan ada institusi yang berencana mendatangkan 5000 pucuk senjata secara ilegal dengan mencatut nama Presiden Jokowi ke Indonesia, dalam acara Silaturahim Panglima TNI dengan Purnawirawan TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (22/9). (Wid/Jurnas)
Baca juga: