Dalam hasil survei, LSI mengungkapkan, ada lima kekuatan petahana (Olly-Steven) yang memberi efek di masa (satu bulan) kampanye.
Pertama, pada Pilkada Sulut, Petahana dipersepsi sulit untuk dikalahkan. Dimana, LSI menemukan sebanyak 65 persen pemilih mempersepsikan petahana sulit dikalahkan. Sedangkan, yang menyebut mudah dikalahkan hanya 16,2% dan lainnya (tt/tj) 18,3%.
Kekuatan kedua, elektabilitas petahana kokoh di atas 60 persen, unggul jauh atas saingannya CEP-SSL (22,3%) dan VAP-HCR (10,2%).
Berikut, kekuatan ketiga, selang satu bulan masa kampanye pilkada sulut, ternyata Petahana Olly-Steven paling dominan, yakni dari pertanyaan ke pemilih menyangkut “pernah melihat balihoo paslon” sebesar 91,7% utk ODSK, CEP-SSL (79,2% dan VAP-HCR (73%).
Sedangkan, dengan pertanyaan apakah pemilih pernah dikunjungi paslon, ODSK (8,8%), CEP-SSL (5,3%), dan VAP-HCR (4,3%).
Kekuatan keempat, menurut LSI, ternyata nomor urut petahana (3) dalam Pilkada paling banyak diingat pemilih, yakni 65,2 %, CEP-SSL (55,1%) dan VAP-HCR (54,6%).
Dan kekuatan kelima, menyangkut pertanyaan antusiasme pemilih terhadap ketiga kontestan, ternyata terhadap petahana yang paling tinggi, yakni 77%, CEP-SSL (50,7) dan VAP-HCR 39,2 persen.
LSI juga menggali dengan melontarkan pertanyaan, “Mengapa petahana (ODSK) sangat perkasa, pada pilkada sulut?” Hasil survei menyebut, petahana Olly-Steven teratas dalam kategori; Paling Populer dan Paling Disukai.
Unggul di Semua Aspek Personaliti. Tingkat Kepuasaan Kinerja di Atas 80 Persen, Tingkat (Pemilih) Menginginkan Kembali di Atas 65 Persen, Isu Bolmong Raya tak Berpengaruh, karena adanya dukungan 4 bupati/walikota (di wilayah BMR) ke petahana.
Terakhir, terkait Jangkar Isu Nusa Utara, pada pilkada sulut ini, Olly-Steven diperkokoh dengan penunjukkan Ketua DPRD baru, Andi Silangen asal Nusa Utara.