Tangsel, Semartara.News – Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan meninjau langsung lokasi terdampak banjir khususnya di wilayah Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, pada Senin (02/06/2025).
Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) terus memprioritaskan penanganan banjir di sejumlah titik rawan.
Dalam tinjauannya, Pilar menyebut titik RW 02 Rawa Buntu merupakan salah satu lokasi dengan elevasi paling rendah, yang menjadi tempat pertemuan aliran air dari berbagai arah.
Setiap hujan deras, wilayah ini kerap dilanda genangan yang cukup tinggi, sehingga membutuhkan perencanaan penanganan yang kompleks.
“Ini titik paling rendah, semua aliran air dari titik-titik lebih tinggi berkumpul di sini. Tadi kami survei bersama dinas teknis terkait dan akan segera dilakukan perencanaan penanganan menyeluruh, baik melalui kolam retensi, drainase baru, atau pelebaran saluran,” ujar Pilar.
Pilar mengungkapkan, jumlah titik banjir ekstrem di Tangsel saat ini sudah menurun signifikan menjadi sekitar 17 titik, padahal di awal masa ia menjabat ada lebih dari 50 titik banjir ekstrem yang tersebar di kota ini.
Hal ini menunjukkan bahwa berbagai tindakan dan program khusus yang dilakukan untuk menangani permasalahan banjir selama ini telah membuahkan hasil yang bagus untuk masyarakat.
“Sudah banyak (area rawan banjir) yang terselesaikan. Salah satunya di Pondok Maharta dan Kampung Bulak. Dulu banjir parah sampai se-leher, sekarang Kami bangun 9 tandon air, long storage, perbaikan saluran drainase, dan akan terus kita upayakan solusi penanganan lainnya untuk mengatasi sisanya,” jelasnya.
Sementara itu, untuk lokasi Puskesmas Rawa Buntu yang ditinjau hari ini, Pilar mengatakan bahwa bangunan berada di titik yang lebih rendah dari jalan, sehingga air mudah masuk ke area layanan kesehatan tersebut.
“Kami akan cari solusi teknis, agar air tidak lagi menggenangi area puskesmas. Relokasi tentu butuh lahan besar, jadi kami fokus dulu pada solusi teknis yang efektif,” katanya.
Terkait target pengerjaan, Pilar menyebut perencanaan teknis akan segera dilakukan oleh konsultan agar diketahui kebutuhan anggarannya.
Jika anggaran tidak memungkinkan di APBD Perubahan 2025, maka pembangunan permanen ditargetkan masuk pada APBD 2026.
Koordinasi lintas wilayah terus dilakukan oleh Pemkot Tangsel, termasuk dengan Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Kota Tangerang Tangerang, dan Kementerian PUPR, untuk menyelesaikan permasalahan banjir lintas wilayah.
“Kita harus pastikan aliran air tidak terhambat atau menyempit di wilayah lain, karena ini akan berdampak ke Tangsel juga. Sungai harus mengalir dengan lancar tanpa hambatan,” tandas Pilar.
Namun, Pilar juga mengingatkan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga lingkungan, termasuk tidak membuang sampah ke sungai dan tidak membangun di sempadan sungai.
“Banjir ini bukan hanya soal pembangunan. Masyarakat juga harus sadar, jangan buang sampah ke sungai, jangan bangun di bahu sungai. Kalau tidak, akan berdampak ke tetangganya,” ujarnya. (Sayuti/Ril)