Tati mengaku kaget ketika mendengar peristiwa yang menimpa adiknya. Karena, meskipun sama-sama tinggal di Kota Tangerang, mereka sudah lama tidak bersua lantaran kesibukan masing-masing.
“Sejak tahun 2018 saya tidak pernah ketemu. Tiba-tiba ia dikabarkan meninggal. Kami tidak menyalahkan siapa-siapa, mungkin semua ini musibah yang tidak bisa dihindari,” tuturnya.
Sebelum korban dikebumikan, lanjut Tati, pihak DLH juga menawarkan kepada dirinya, apakah akan dimakamkan di kampung halaman atau di Kota Tangerang. Karena kampung halaman jauh, tambah dia, pihak keluarga sepakat untuk memakamkan korban di TPU Kota Tangerang.
Mengenai biaya pemakaman, kata Tati, juga ditanggung oleh DLH Kota Tangerang. “Alhamdulillah teman-teman sekerja korban di DLH pada baik dan datang ke rumah untuk bertakziah,” papar dia.
Bahkan, sambungnya, selain keluarga korban mendapatkan uang belasungkawa dari DLH juga diberikan pesangon. Untuk itu, ungkap dia, pihak keluarga mengucapkan terimakasih atas perhatian dan kebaikan yang diberikan oleh DLH Kota Tangerang kepada korban.
” Kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf bila korban punya salah,” kata Tati (Kahfi/Tri)