Berita  

Perum Bulog Jateng : Stok Beras di Jawa Tengah Aman Hingga Lebaran

Perum Bulog
Ilustrasi - Petugas memeriksa kondisi beras saat kunjungan Tim Sergap dari Staf Teritorial Angkatan Darat di Gudang Bulog Bondansari Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (14/2/2019). (Foto - Antara)

Semarang, Semartara.News – Stok beras di Jawa Tengah, dijamin bisa memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Lebaran 2021. Jaminan tersebut, disampaikan oleh Perum Bulog Wilayah Jawa Tengah. Apalagi pada Maret – April mendatang, di wilayah itu menurut bulog, sudah memasuki panen raya.

Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jateng, Miftahul Ulum, dalam keterangan persnya yang dikutip dari LKBN Antara di Semarang, mengatakan, seluruh stok beras yang ada tersimpan di 30 kompleks pergudangan di wilayahnya, ketersediaannya mencapai kurang lebih 50.000 ton beras.

“Masyarakat tidak perlu khawatir, karena ketersediaan maupun pasokan beras di pasaran, tetap aman. Bahkan, stok yang ada saat ini, jumlahnya masih mencukupi kebutuhan masyarakat hingga Lebaran,” kata Miftahul, Jumat (5/2/2021).

Menurutnya, panen raya yang diprediksi sebelum awal puasa, mampu menambah stok pengadaan beras, dan Perum Bulog Kanwil Jateng saat ini, juga terus menyalurkan beras ke pasaran melalui masing-masing cabang.

Dia menjelaskan, stok beras yang tersedia di 30 kompleks pergudangan, juga dialokasikan untuk memenuhi permintaan dari Kabupaten/Kota terkait cadangan beras pemerintah kebencanaan. Dan setiap Kabupaten/Kota, mendapat jatah 100 ton beras, sedang untuk provinsi, sebanyak 200 ton beras yang digunakan di saat terjadi bencana alam.

“Bulog diminta untuk menyiapkan beras untuk cadangan bagi pemerintah daerah, jika terjadi sesuatu hal kebencanaan. Tapi jika tidak ada kebencanaan, maka daerah tidak boleh mengajukannya. Seperti pada situasi erupsi Merapi di wilayah Klaten atau Boyolali, jika pemerintah masih mampu menanggulangi, maka biasanya tidak akan mengajukan,” jelasnya.

Terkait pengadaan beras, Miftahul menambahkan, pada tahun ini Perum Bulog Kanwil Jateng menargetkan sebanyak 204.000 ton, dan target tersebut akan dipenuhi empat cabang di wilayah Jateng, kecuali eks Karesidenan Kedu dan Banyumas.

“Kendala kami soal harga pembelian di tingkat petani, karena, harga di pasaran lebih tinggi jika dibandingkan ketentuan HPP. Sehingga, Bulog tidak berani melakukan pembelian dan menunggu harga di tingkat petani sesuai HPP,” jelasnya.

Miftahul mengatakan, untuk pengadaan masih mengacu ketentuan pemerintah, dengan Permendag Nomor 24, di mana harga beli Bulog ditetapkan Rp8.300 per kilogram.

Untuk memenuhi target pengadaan beras sepanjang tahun ini, telah disusun sejumlah strategis, salah satunya, dengan optimalisasi seluruh cabang di eks Karesidenan Semarang, Pekalongan, Solo dan Pati, untuk pendekatan kepada mitra-mitra petani dan calon mitra.

“Fokus kami nantinya pada On Farm, supaya hasil dari panen petani bisa dibeli. Dengan begitu, petani sebagai mitra kami juga mendapatkan harga yang sesuai,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan