Pertumbuhan Ekonomi di Kota Yogyakarta Minus 0,81 Persen

Pertumbuhan Ekonomi Yogyakarta
Tugu Yogyakarta yang menjadi ikon kota (Foto - Antara)

Yogyakarta, Semartara.News – Pertumbuhan ekonomi pada akhir 2020 di Kota Yogyakarta, tercatat masih lebih baik dari perkiraan awal. Di mana, akibat Pandemi COVID-19, kota Gudeg itu diperkirakan mengalami penurunan hingga -2,22 persen, namun, realitasnya pada akhir 2020, pertumbuhan ekonomi ‘hanya’ -0,81 persen.

“Pandemi COVID-19 menjadi penyebab utama menurunnya pertumbuhan ekonomi di Kota Yogyakarta, yang untuk pertama kali sejak 2013 menjadi minus,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono seperti yang dilansir LKBN Antara, Rabu (10/2/2021).

Berdasarkan data Bappeda Kota Yogyakarta itu, laju pertumbuhan pendapatan domestik regional bruto (PDRB), di kota tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan sepanjang pandemi COVID-19, yaitu, 6,77 persen dibanding 2019. “Ada banyak sektor yang terdampak akibat pandemi COVID-19. Apalagi Yogyakarta mengandalkan perkonomian dari sektor pariwisata,” jelas dia.

Meski demikian, Agus mengatakan, akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada 2021. Sehingga tidak lagi minus, tetapi bisa kembali mendekati target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2017-2022.

“Pertumbuhan ekonomi pada 2021 harus positif. Kami tetap mengandalkan pada sektor usaha kecil mikro (UKM), dan dari sektor informasi dan komunikasi atau digital,” tuturnya.

Agus menyebut, sektor informasi dan dan komunikasi memiliki sumbangsih sekitar 15 persen untuk PDRB di Kota Yogyakarta sepanjang 2020, yaitu Rp4,04 miliar.

Dua sektor lain yang juga menyumbang PDRB cukup tinggi sepanjang 2020, adalah, dari sektor industri pengolahan Rp3,5 miliar, dan dari penyedia akomodasi serta makan minum sebesar Rp3,3 miliar.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Yogyakarta, Danang Rudiyatmoko mengatakan, pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta pada 2020 masih lebih baik dibanding pertumbuhan ekonomi nasional yang mengalami minus dua persen. “Ada penurunan 634 persen dibanding target dalam RPJMD. Tentunya, untuk tahun ini harus bisa digenjot hingga 700 persen supaya pertumbuhan ekonomi menjadi positif lagi,” katanya.

Danang optimistis, Kota Yogyakarta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonominya pada 2021 menjadi positif, bahkan, diharapkan bisa mencapai empat persen.

Salah satu sektor yang bisa digerakkan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi, adalah, dari sektor pembangunan infrastruktur. Apalagi sektor tersebut tetap bisa berjalan 100 persen di tengah masa pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.

“Sektor ini bisa diandalkan untuk memberikan multiplier effect yang baik. Harapannya, tidak ada egosektoral antar organisasi perangkat daerah (OPD). Sehingga, pekerjaan infrastruktur bisa dikerjakan dengan maksimal,” tutur Danang.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Yogyakarta menargetkan mampu menyelesaikan lelang berbagai pekerjaan fisik pada triwulan pertama 2021. Sehingga, pekerjaan bisa dilakukan lebih cepat.

Sejumlah pekerjaan pembangunan infrastruktur yang direncanakan dikerjakan tahun ini di antaranya, revitalisasi jalur pedestrian di Jalan Jenderal Sudirman. dari simpang Galeria hingga simpang Gramedia, memanfaatkan dana keistimewaan.

Tinggalkan Balasan