Jakarta, Semartara.News – Perum Bulog melalui Kantor Cabang Meulaboh, Aceh, mulai melakukan penyerapan beras medium untuk tahun 2021 guna memperkuat cadangan beras pemerintah (CBP).
Penyerapan beras tersebut ditandai dengan masuknya beras medium ke Gudang Bulog Gampong Darat, Meulaboh, sebanyak 500 ton, kerja sama dengan mitra lokal guna mengoptimalkan musim panen raya yang puncaknya akan berlangsung sekitar Maret–April 2021.
Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan ada dua rencana besar dalam kegiatan rantai pasok dan pelayanan publik Bulog. Yaitu menjaga stok beras cadangan pemerintah, penyediaan stok sesuai kebutuhan penjualan, kualitas standar dan harga kompetitif, serta sinergi dengan mitra kerja untuk meningkatkan jaminan pasokan dan efisiensi biaya persediaan.
“Tahun ini Perum Bulog akan lebih selektif dalam melakukan penyerapan gabah beras dan memaksimalkan kegiatan jemput bola ke petani guna mendapatkan stok sesuai yang dibutuhkan untuk kegiatan penjualan ataupun penyaluran lainnya,” kata Suyamto sebagaimana dikutip dari LKBN Antara di Jakarta, Selasa (23/2/2021).
Dengan tambahan serapan dari Meulaboh, Aceh sebanyak 500 ton, total serapan beras Bulog dari petani tahun 2021 sebanyak 30.000 ton
Suyamto menjelaskan bahwa pada tahun ini, Perum Bulog tidak hanya menyerap beras, tetapi juga gabah di tingkat petani.
Berdasarkan data prakiraan produksi Gabah Kering Giling (GKG) dari BPS periode Maret-April 2021, Provinsi Aceh mempunyai produksi GKG sebesar 425.000 ton.
BUMN Pangan tersebut juga akan memaksimalkan strategi pengadaan dalam negeri saat puncak panen raya pada Maret–April sebagai upaya memperoleh jaminan pasokan beras PSO dan menjaga stok beras CBP/PSO sesuai penugasan yang diberikan.
Selanjutnya, Bulog juga melakukan pengadaan GKG dengan sistem kontrak/perjanjian terikat dengan Mitra Kerja Pengadaan (MKP).
“Sampai saat ini stok yang dikuasai hampir mencapai 1 juta ton, dan harapannya saat panen raya nanti Bulog akan dapat menyerap secara maksimal gabah beras dari petani guna menjaga stabilisasi harga di tingkat petani dan mencukupi kebutuhan stok sesuai penugasan dan kebutuhan penyaluran,” kata Suyamto.
Saat ini Bulog mengaplikasikan Supply Chain Management yang digunakan dalam mengintegrasikan rencana penjualan dan pasokan dengan tetap memperhatikan rencana bisnis ke dalam suatu rencana terpadu.
Dengan begitu, ke depannya Bulog akan lebih optimal dalam melakukan penyerapan beras/gabah melihat dari peluang pasar di masyarakat.