Tangerang, Semartara.News – Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Tangerang mengadakan kegiatan penguatan program penelusuran aktif berbasis komunitas untuk HIV melalui On The Job Training (OJT) – Loss to Follow Up/LTFU. Acara ini bertujuan untuk memperkuat layanan, pencegahan, dan penanggulangan HIV dan AIDS. Pertemuan tersebut berlangsung di aula Puskesmas Curug, Kabupaten Tangerang, pada Rabu, 20 Agustus 2025.
Kegiatan ini dihadiri oleh 17 peserta yang terdiri dari perwakilan Dinas Kesehatan, petugas penelusur LTFU, pendamping sebaya dari Yayasan Cita Andaru Bersama, serta petugas penelusuran dari JIP/Program LOLI dan EpiC Indonesia (petugas monitoring dan evaluasi) di Kabupaten Tangerang. Selain itu, hadir juga perwakilan dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Tangerang, Kasubag TU PKM Curug, dan beberapa narasumber.
Acara dibuka oleh Kasubag PKM Curug, Cesharia Hardini, S.Farm. Apt, M.H., yang memberikan sambutan hangat. Yosi Sepriani Purba, pengelola program HIV dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, juga memberikan sambutan yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat layanan dan penelusuran terkait layanan pendamping sebaya.
“Pentingnya sinergi lintas sektor tidak dapat diabaikan dalam memperkuat layanan dan penelusuran terkait dengan layanan pendamping sebaya,” tegas Yosi.
Selanjutnya, dr. Tri Widianingsih dari Puskesmas Curug menyampaikan materi mengenai dasar-dasar HIV serta pemeriksaan di layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP) Curug yang telah dibentuk sejak Oktober 2019. Ia menjelaskan tentang layanan di klinik PDP, data layanan Patofisiologi HIV dan AIDS, stadium klinis HIV menurut WHO, infeksi oportunistik, serta tanda-tanda klinis. Ia menekankan pentingnya deteksi dini dan rujukan tepat waktu dalam penanganan HIV dan AIDS.
“Deteksi dini dan rujukan yang tepat waktu adalah kunci dalam penanganan HIV dan AIDS, sehingga kita dapat memberikan perawatan yang lebih baik kepada pasien,” ujarnya.
Materi berikutnya disampaikan oleh Mintarsih Reza dari Yayasan Cita Andaru Bersama, yang membahas teori konseling dan pendekatan, teknik konseling dasar untuk populasi kunci, prinsip etika, serta cara mengatasi stigma. Peserta diberikan pengetahuan tentang bagaimana penelusur dapat berkomunikasi dengan baik sebelum melakukan penelusuran, termasuk cara koordinasi dan verifikasi data dari layanan. Ia juga menjelaskan pentingnya menghubungi klien melalui WhatsApp (WA) untuk menjadwalkan pertemuan dan memeriksa lokasi terdekat.
Materi ketiga disampaikan oleh tim monitoring dan evaluasi dari EpiC Indonesia, yang membahas konsep penelusuran aktif HIV, definisi dan tujuan active tracing, serta tatalaksana penelusuran yang terjadi di lapangan. Mereka juga menjelaskan bagaimana klien menjalani tes HIV dan perawatan dukungan serta pengobatan (PDP), serta peran dalam tes dan perawatan dukungan bagi orang dengan HIV (ODHIV).
Sesi terakhir diisi dengan praktik konseling dan pendekatan, termasuk role play pendekatan komunitas, simulasi penanganan kasus sulit, umpan balik, dan diskusi yang dipandu oleh narasumber dan moderator.
Acara ditutup dengan refleksi dan evaluasi, di mana peserta melakukan presentasi singkat mengenai hasil praktik lapangan, analisis tantangan dan solusi, serta berbagi pengalaman terbaik. Diharapkan, pertemuan ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan tips yang berguna dalam penelusuran di lapangan. (*)