Tangerang, Semartara.News — Perempuan pendamping UMKM di wilayah Tangerang diberikan pemahaman tentang Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Mereka mendapat pemahaman soal Pancasila itu saat mengikuti Sosialisasi 4 Pilar MPR RI yang dilaksanakan di Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu (14/8/2022).
Direktur Karang Tumaritis Institute, Abaraham Garuda Laksono dalam materinya menyampaikan, bahwa Pancasila bukan hal yang ujug-ujug menjadi ideologi bangsa Indonesia.
Namun, Pancasila adalah hasil penggalian panjang yang dilakukan oleh Bung Karno dari akar budaya bangsa.
“Bung Karno menggali budaya luhur bangsa, peradaban bangsa Indonesia. dan hasilnya itulah Pancasila yang menjadi ideologi bangsa kita,” ungkapnya.
Oleh karenanya, kata Abraham, segenap masyarakat harus tahu tentang Pancasila, harus dimengerti, dan harus dipahami.
“Untuk kemudian diterapkan secara konkrit dalam kehidupan bermasyarakat,” imbuhnya.
Sebagai Perekat Bangsa
Lebih lanjut Abraham menyampaikan, bahwa negara Indonesia yang memiliki kemajemukan suku, bahasa, budaya dan agama sangat rentan untuk terpecah belah.
sejarah pahit bangsa membuktikan bahwa kolonial Belanda bisa berlama-lama menjajah Indonesia lantaran berhasil memecah belah bangsa Indonesia menggunakan politik adu domba.
Saat itu, belum lahir Pancasila, “Tiga setengah abad Belanda bercokol di Nusantara. itu karena bangsa kita yang majemuk tidak memiliki perekat, sehingga sangat mudah dipecah-belah oleh penjajah,” paparnya.
Namun kini, setelah tujuh puluh tujuh tahun Indonesia merdeka. negara Indonesia masih tetap utuh, dan Bendera Merah Putih masih berkibar di seantero negeri.
“Ini artinya apa. Karena Pancasila terbukti mampu menjadi perekat dalam kehidupan bangsa Indonesia,” ujarnya.
“Dan selama Indonesia merdeka bukan berarti sepi dari rong-rongan maupun ancaman untuk memecah belah bangsa. Namun sejarah juga mencatat, Pancasila sebagai ideologi bangsa mampu menjadi perekat kuat dari berbagai upaya untuk memecah belah bangsa,” imbuhnya.
Abraham membandingkan dengan negara Yugoslavia yang bubar dan kini tinggal kenangan karena bangsanya terpecah belah.