Peran Media dalam Memerangi Seksisme: Kasus Achmad Dimyati di Pilkada Banten

Temukan analisis mendalam tentang pernyataan seksisme Achmad Dimyati dalam Pilkada Banten 2024. Pelajari dampak dari ujaran tersebut terhadap masyarakat dan reaksi dari aktivis serta media. Baca lebih lanjut untuk memahami pentingnya kesetaraan gender dalam politik
Tim Media Brief Literasi Pemuda Indonesia (LPI) menggelar media brief dan capacity building bagi para jurnalis sebagai bekal peliputan kesetaraan gender. Bertajuk "Seksisme dalam Pilkada Banten: Bagaimana Peran Produsen Informasi Memutus Rantainya?", acara ini diadakan di Hotel Santika Premiere ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Rabu, 22 Desember 2024. (Foto: Ist)

Tangerang, Semartara.News – Tim Media Social Monitoring Literasi Pemuda Indonesia (LPI) mencatat bahwa pernyataan-pernyataan bernada seksisme masih menjamur selama Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Salah satu pernyataan seksisme yang paling mencolok dan menjadi sorotan nasional datang dari calon Wakil Gubernur Banten, Achmad Dimyati Natakusumah.

Wakil Gubernur Banten terpilih tersebut melontarkan pernyataan seksisme yang langsung mengarah kepada lawan politiknya, Airin, saat debat Pilgub Banten pada Oktober 2024. “Perempuan itu harus mendapat perhatian, maka kita harus melindungi perempuan dan memuliakannya dengan tidak memberikan beban berat seperti menjadi gubernur,” ungkap Dimyati dalam debat tersebut.

Pernyataan ini kemudian viral di berbagai platform media dan mengundang kritik dari aktivis perempuan, organisasi perempuan, media yang fokus pada isu perempuan, serta Komnas Perempuan. Namun, ujaran-ujaran seksisme dan berbasis gender ini tidak hanya muncul dari Dimyati. Tokoh-tokoh lain, seperti Ridwan Kamil dan Suswono di Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), juga melontarkan pernyataan serupa.

Sementara itu, media arus utama dan media sosial yang turut meramaikan isu seksisme yang dilontarkan oleh Dimyati, masih menyajikan laporan-laporan yang secara tidak langsung mendukung pernyataannya, meskipun beberapa media merilis kontra narasi. Pemahaman akan pentingnya perspektif kesetaraan gender dan seksisme ini perlu dimiliki oleh seluruh insan yang bergelut di industri media.

Untuk itu, Tim Media Brief Literasi Pemuda Indonesia (LPI) menggelar media brief dan capacity building bagi para jurnalis sebagai bekal peliputan kesetaraan gender. Bertajuk “Seksisme dalam Pilkada Banten: Bagaimana Peran Produsen Informasi Memutus Rantainya?”, acara ini diadakan di Hotel Santika Premiere ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Rabu, 22 Desember 2024.

Didukung oleh Internews, media brief dan capacity building ini dihadiri oleh berbagai insan media, mulai dari jurnalis, konten kreator, hingga pers mahasiswa, serta melibatkan narasumber yang relevan dengan tema yang diangkat. Tim Media Brief LPI, Purnama Ayu Rizky, memaparkan bahwa isu seksisme yang dilontarkan oleh Dimyati menjadi perbincangan hangat di Twitter (X) dengan 425 mentions sepanjang Oktober 2024.

Dari lima akun di X yang membicarakan seksisme Dimyati, pegiat media sosial @JohnSitorus_18 menjadi yang paling banyak membahas isu ini. Selain itu, akun @catchmeup, sebuah media independen, juga turut mengangkat isu seksisme Dimyati, bahkan mengalahkan media arus utama seperti Detik dan Narasi. (*)

Tinggalkan Balasan