SEMARTARA, Kota Tangerang – Peneliti Komunikasi Lingkungan, Mirza Shahreza menyebut bahwa polusi udara di Kota Tangerang mulai tercemar sejak 2 tahun terakhir. Salah satu penyebab tercemarnya polusi udara lantaran aktivitas kendaraan di setiap harinya.
Selain itu, menurut Mirza, banyaknya aktivitas industri di kota berjuluk seribu industri ini, juga menimbulkan pencemaran udara. “Berdasarkan data untuk tahun 2017-2018 memang ada peningkatan pencemaran udara terutama berbanding lurus dengan peningkatan industri seperti pabrik,” ungkap Mirza.
Ia mengatakan, pemerintah memang tengah gencar meningkatkan investasi industri. Meski demikian, harus tetap mempertimbangkan masalah dampak lingkungan, terutama polusi udara yang tentu mengganggu kesehatan masyarakat.
“Itu kan menyebabkan pencemaran udara, ganggu kesehatan warganya. Belum lagi dari pencemaran perkotaan yang disebabkan polusi kendaraan, sehingga berdampak untuk kesehatan pernafasan balita yang hidup di kota metropolitan. Ini menjadi suatu pertimbangan agar dapat menciptakan keseimbangan lingkungan,” jelasnya.
Informasi yang terhimpun, berdasarkan data Dinas Perhubungan Kota Tangerang, pergerakan orang dan kendaraan berjumlah 3,1 juta perhari. Sementara jumlah kendaraan di Kota Tangerang mencapai 1,3 juta.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Hijau ini pun melanjutkan, jumlah kendaraan yang melintas sebanyak tiga kali lipat dari kendaraan asli di Kota Tangerang, akan berdampak pada akumulasi polusi udara.
“Oleh karena itu, masyarakat meski mewaspadai polusi udara di Kota Tangerang yang membahayakan kesehatan,” ujarnya.
“Maka, penghijauan kota perlu dilakukan secara masif untuk membentuk paru-paru hijau kota. Perlu menciptakan keseimbangan yang memang masalah lingkungan kita harus berpikir holistik dan sistematik bahwa semua stakeholders wajib terlibat,” imbuh Mirza yang juga Mahasiswa doktoral di IPB. (Helmi)
Respon (2)