Jakarta, Semartara.News – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) akan mengadakan Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) 2025 di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, pada bulan September mendatang. Acara ini bertujuan untuk merumuskan mandat dan strategi organisasi selama empat tahun ke depan, serta memilih fungsionaris baru, termasuk Direktur Eksekutif yang akan mewakili lebih dari 500 organisasi di 29 provinsi.
Pada hari terakhir pendaftaran, Rabu, 16 Juli 2025, tepat pukul 22:45 WIB, Tubagus Soleh Ahmadi, yang akrab disapa Tubagus, resmi mendaftarkan diri di Sekretariat Panitia PNLH yang terletak di Mampang, Jakarta Selatan. Tubagus adalah kader organik WALHI yang telah aktif sejak tahun 2007 melalui Sahabat WALHI, dan memiliki pengalaman yang luas di berbagai posisi strategis, termasuk sebagai Deputi WALHI Sumatera Selatan (2015–2018), Direktur WALHI Jakarta (2018–2022), Kepala Divisi Penguatan Kelembagaan WALHI Nasional (2022–2023), dan saat ini menjabat sebagai Kepala Divisi PMEL WALHI Nasional.
Dengan visi “Menghantarkan Visi WALHI Dalam Mewujudkan Indonesia Pulih”, Tubagus berkomitmen untuk menjadikan WALHI sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan keadilan sosial dan ekologi. Ia berfokus pada upaya mendorong kebijakan yang adil, inklusif, dan mendukung keberlanjutan antar dan intra generasi.
“Masyarakat sipil di Indonesia harus berperan sebagai benteng demokrasi dan pelindung hak-hak rakyat atas sumber kehidupan. Saat ini, kita menghadapi tantangan serius, di mana ruang politik bagi rakyat semakin menyusut akibat konsolidasi kekuatan elit politik dan bisnis yang semakin kuat, serta kecenderungan pemerintah yang bersikap represif dan akomodatif terhadap kepentingan tertentu,” jelas Tubagus.
Ia juga menekankan bahwa negara sering kali menekan masyarakat yang berjuang untuk melindungi kampung halaman dan sumber daya alam mereka dari ancaman proyek oligarki. “Alih-alih hadir untuk rakyat, pemerintah justru mempersempit ruang gerak masyarakat. Ini adalah tantangan besar bagi masyarakat sipil di masa depan,” tambahnya.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, Tubagus menekankan pentingnya membangun kekuatan berbasis solusi kolektif, memperkuat ruang pertemuan masyarakat sipil, serta memperluas gerakan melalui pengetahuan yang transformatif. Hal ini bertujuan untuk mengonsolidasikan kekuatan politik rakyat dalam melawan krisis ekologis yang semakin mengkhawatirkan. (*)