Pemuda dan Bela Negara

DISKUSI KEBANGSAAN: Rektor STISIP Bambang Kurniawan menyerahkan cinderamata kepada Mayor (inf) Rohani usai diskusi bersama mahasiswa beberapa waktu lalu. Pemuda didorong mengaktualisasikan bela negara dalam kegiatannya.

SEMARTARA – Dengan senjata, pemuda masa kemerdekaan membela negara. Bela negara kini tentu tidak serupa. Pemuda bisa mengaktualisasikan bela negara sesuai konteks kekinian.

Seperti diungkapkan Rektor Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (STISIP) Bambang Kurniawan, memahami bela negara harus disesuaikan dengan konteks. Bagi mahasiswa, misalnya, Bambang menyebut, bela negara disesuaikan dengan fungsinya sebagai agen perubahan.

“Perubahan dalam bentuk apa. Ya, macam-macam sesuai keahlian mereka. Jadi tinggal mereka mengawal perubahan ini. Tentu ke arah yang lebih baik dari sisi agama, budaya dan lain sebagainya. Itu tinggal diarahkan saja,” jelasnya usai Diskusi Kebangsaan di STISIP, Kota Tangerang beberapa waktu lalu.

Sebagai kewajiban, bela negara melekat pada tiap warga negara. Demikian amanat undang-undang 1945, pasal 30. Karenanya, menurut Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Staf Komando Distrik Militer (Kasdim) 0506 Kota Tangerang Mayor (inf) Rohani, kesadaran bela negara harus hadir dalam setiap kegiatan warga negara.

“Kalau bagi anak-anak muda, mahasiswa ya tentunya mempersiapkan diri dengan baik bekerja dengan baik, belajar di kampus dengan baik disiplin itu adalah bagian dari kegiatan bela negara itu sendiri,” katanya.

Di Kota Tangerang, kesadaran bela negara bukannya sepi. Kendati demikian, Bambang meminta pemuda tidak puas. Inovasi, sambungnya, harus terus dilakukan pemuda Kota Tangerang demi perubahan sosial.

“kita tidak boleh puas pada kondisi seperti ini. Itu salah satu sifat anak muda juga kan, anti establish-antikemapanan. Anak muda itu kan selalu berpikir gak puas. Dan itu modal untuk melakukan perubajan, pergerakan yang lebih besar lagi ke depan,” katanya.

Tinggalkan Balasan