Berita  

Pemkab Tangerang Terus Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi serta Kasus Stunting

Pemkab Tangerang Terus Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi serta Kasus Stunting
Pemkab Tangerang Terus Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi serta Kasus Stunting. (Dok Humas Pemkab Tangerang)

Tangerang, Semartara.News Pemerintah Kabupaten Tangerang terus melakukan berbagai inisiatif untuk menanggulangi masalah kematian ibu (AKI), kematian bayi (AKB), dan kasus stunting. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan melaksanakan program Jejaring Pelayanan Antenatal Care (ANC) dan Rujukan Stunting yang berlangsung di RSUD Kabupaten Tangerang pada hari Kamis, 12 September 2024.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Ahmad Muchlis, menggarisbawahi betapa pentingnya kerjasama lintas sektor dalam meningkatkan layanan kesehatan bagi ibu hamil dan anak balita. Ia menekankan, tantangan ini merupakan hal yang serius dan harus ditangani agar dapat menciptakan generasi yang lebih sehat di masa depan.

“Kita dihadapkan pada tantangan serius terkait kesehatan ibu dan anak. Ini harus menjadi perhatian bersama, dan kami berkomitmen untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta prevalensi stunting di wilayah kami,” ungkapnya dalam sambutannya.

Berdasarkan data per Juni 2024, angka kematian ibu di Kabupaten Tangerang tercatat sebesar 60 per 100.000 kelahiran hidup, yang melebihi target yang ditetapkan sebesar 55 per 100.000 kelahiran. Di sisi lain, angka kematian bayi berada pada angka yang diharapkan, yakni 3 per 1.000 kelahiran hidup. Namun, angka stunting menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan.

Hasil Survei Status Kesehatan Indonesia mencatat bahwa prevalensi stunting naik menjadi 26,4 persen pada tahun 2023, meningkat dari 21,1 persen di tahun sebelumnya.

Muchlis menjelaskan bahwa untuk menurunkan AKI, AKB, dan stunting, diperlukan pendekatan yang strategis dan menyeluruh. Terdapat empat fase penting yang harus diperhatikan: masa pra kehamilan, masa kehamilan, masa persalinan, dan masa pasca persalinan serta perawatan bayi baru lahir.

Di setiap fase tersebut, pelayanan kesehatan yang optimal sangat diperlukan, terutama dalam hal skrining dan deteksi dini untuk mengidentifikasi risiko kesehatan.

“Pelayanan antenatal care sangat vital untuk mempersiapkan calon ibu agar dapat menjalani kehamilan dan proses melahirkan dengan aman. Kami juga berupaya untuk terus memberikan edukasi kepada remaja putri, pasangan calon pengantin, dan wanita usia subur tentang signifikan perencanaan kehamilan yang sehat dan deteksi dini,” jelasnya.

Sebagai bagian dari kegiatan ini, Muchlis menekankan bahwa penguatan jaringan pelayanan antenatal dan rujukan stunting di Kabupaten Tangerang sangat penting. Program ini akan melibatkan puskesmas, fasilitas kesehatan swasta, dan posyandu yang memberikan layanan kesehatan bagi ibu hamil dan anak balita.

“Sinergi antara puskesmas, FKTP swasta, dan posyandu sangat penting untuk memastikan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan anak balita dapat terlaksana secara efektif. Upaya ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta mengatasi masalah stunting secara menyeluruh,” tutur Soma.

Dengan upaya ini, Kabupaten Tangerang berharap dapat meningkatkan sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta mencapai target-target yang telah ditentukan dalam waktu dekat. Soma juga mengajak semua elemen masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga kesehatan ibu dan anak di lingkungan mereka masing-masing.

“Kita tidak bisa berjalan sendiri. Partisipasi masyarakat dan kerjasama antar sektor sangat penting untuk memastikan keberhasilan program ini demi generasi yang sehat dan terhindar dari stunting,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur RSU Kabupaten Tangerang, Endang Widyastiwi, menambahkan bahwa rumah sakit memiliki peranan yang signifikan dalam mempercepat penurunan angka stunting. Berbagai langkah sudah diambil untuk mendukung penurunan prevalensi stunting.

“Kami di RSU Kabupaten Tangerang aktif berkontribusi dalam upaya ini dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui Puskesmas dan posyandu. Kami juga menurunkan tiga dokter spesialis untuk membantu deteksi dini kehamilan, masalah gizi buruk pada balita, serta stunting terkait asupan nutrisi dan terapinya,” jelasnya.

Sebagai catatan, prevalensi stunting di Kabupaten Tangerang pada bulan Juni 2024 telah turun hingga mencapai 7,7 persen, sebuah prestasi yang melampaui target nasional yang ditetapkan sebesar 14 persen. (Sayuti)

Tinggalkan Balasan