Pemerhati Budaya Minta Masyarakat Cerdas Menyikapi Medsos

SEMARTARA, Tangerang – Pemerhati budaya di Tangerang Raya, Widi Hatmoko, meminta masyarakat agar tidak mudah terprovokasi yang berpotensi memecah belah kerukunan, persatuan dan kesatuan bangsa.

Terlebih oleh maraknya penggunaan media sosial (medsos), yang berseliweran menyebarkan berita tanpa didasari Etika Jurnalistik; dan sebenarnya itu adalah berita bohong alias “hoax”.

“Berbeda pilihan itu lumrah dalam dinamika demokrasi. Tapi jangan sampai sikap fanatisme terhadap pilihan dan jagoannya melupakan segalanya. Jangan percaya berita bohong, dan harus berhati-hati menggunakan dan menyikapi medsos. Menjaga keutuhan NKRI itu lebih penting,” ujar Widi Hatmoko, Minggu (3/2/2019).

Memasuki tahun politik, Widi mengungkapkan bahwa “money politic” dalam pelaksanaan Pemilu 2019 sangat rentan. Kata Widi, dalam menyikapi hal ini rakyat juga harus cerdas. Jangan sampai rakyat terpesona dengan materi yang diberikan oleh para calon, tanpa melihat bagaimana kinerja serta program dan visi-misi yang ditawarkan kepada masyarakat.

“Apalagi money politic ini sudah diatur oleh undang undang, yang pelaku dan penerimanya juga bisa masuk penjara. Rakyat jangan terpesona oleh iming-iming materi yang diberikan oleh para calon, bisa-bisa mendekam di penjara nanti. Dan, yang harus dipahami oleh masyarakat, calon yang melakukan money politic, jika terpilih berpitensi menjadi koruptor!” Tegas Widi.

Lanjut Widi, money politic dan atau mempengaruhi masyarakat dengan berita bohong untuk mendapatkan dukungan dalam pemilihan umum, merupakan bentuk pembodohan terhadap masyarakat.

“Masyarakat jangan mau dibodohi terus-menerus. Jangan sampai harga diri rakyat diobok-obok dengan materi untuk kepentingan politik kotor. Calon pemimpin atau calon legislatif yang cerdas itu bukan mereka memberi uang atau membelikan sesuatu dengan tujuan agar dipilih, tapi mereka yang mampu memberikan pendidikan politik yang cerdas dan benar kepada masyarakat,” tandasnya. (Helmi)

Tinggalkan Balasan