Berita  

Pemberdayaan Perempuan Melalui Industri Rumahan

Kegiatan penguatan kapasitas organisasi perempuan di Kota Serang yang digelar DP3AKKB Banten di Gedung PKPRI, Kota Serang.

SEMARTARA, Serang (22/11) – Dalam upaya memberdayakan perempuan di bidang ekonomi, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten, saat ini sedang fokus dalam mengembangkan Industri Rumahan melalui pemberdayaan perempuan dalam sistem ekonomi rumah tangga.

Hal itu terungkap dalam kegiatan penguatan kapasitas organisasi perempuan di Kota Serang yang digelar DP3AKKB Banten di Gedung PKPRI, Kota Serang, Selasa (21/11).

Sekretaris Kaukus Perempuan Parlemen Indonesia (KPPI) Banten Encop Sofia yang menjadi narasumber mengatakan, pengembangan industri rumahan harus diperkuat mengacu kepada penanggulangan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja, penciptaan lapangan kerja, pencegahan migrasi untuk menjadi TKI dengan pekerjaan informal, serta pencegahan trafficking.

“Sayangnya industri rumahan ini tergolong pada kelompok usaha mikro yang minim mendapatkan pembinaan, padahal pelaku usahanya didominasi kaum perempuan,” katanya.

Anggota DPRD Banten ini melanjutkan, Pertumbuhan ekonomi telah membuat sulit posisi laki-laki sebagai pencari nafkah, seiring dengan semakin besar dan luasnya keterlibatan perempuan pada pasar tenaga kerja. Solidaritas perlu dibangun agar tidak timbul permasalahan keluarga yang berakhir kepada kekerasan dalam rumah tangga.

“Justru sebaliknya, suami ikut mendorong terjadinya kerjasama yang saling mengisi dan mendukung kelangsungan kehidupan berkeluarga yang lebih baik dan sejahtera,” ungkapnya.

“Pelaku usaha rumahan memang harus memperoleh pelatihan dan pendampingan. Kalau hanya modal tanpa pelatihan dan pendampingan, maka industri mereka susah berkembang. Intinya ibu-ibu semua diharapkan bisa menciptakan produk yang kreatif, agar industri rumahan dapat lebih produktif dan inovatif,” tambah Encop.

Sementara Kepala DP3AKKB Provinsi Banten Siti Ma’ani Nina mengungkapkan, permasalahan perempuan di bidang ekonomi tidak terlepas dari kemiskinan.

Perempuan dalam kegiatan usaha secara umum terbagi dalam empat kelompok, yaitu perempuan tidak mampu berusaha karena beban kemiskinan, perempuan yang belum/tidak berusaha, perempuan pengusaha mikro, dan perempuan pengusaha kecil dan menengah.

“Perempuan tidak mampu berusaha karena beban kemiskinan khususnya dalam pemenuhan pendidikan dan kesehatan, harus berusaha dengan segala cara dan berorientasi pada kebutuhan saat ini. Perempuan dalam keluarga miskin ini sulit untuk berpikir jernih dan terbuka dalam menata kehidupan masa depan. Sedangkan untuk perempuan yang tidak berusaha karena motivasi yang kurang walaupun sumberdaya yang dimilikinya sebenaranya cukup atau mampu,” katanya.

Industri rumahan, kata Nina, berpotensi besar untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional, karena sebagai suatu sistem produksi bisa meningkatkan nilai tambah dari sumber daya lokal dalam skala usaha mikro yang tersebar di seluruh pelosok Banten, baik di perkotaan maupun di pedesaan.  (Soe)

Baca juga:

  1. Aset Pemprov Senilai Rp75 Miliar Kondisinya Tidak Baik
  2. Pasangan Kekasih Korban Persekusi Akhirnya Resmi Jadi Pasutri
  3. Pembukaan MTQ ke-XXXVI, Bupati Lebak Dihadiahi Kolecer oleh Warga Desa Maraya

Tinggalkan Balasan