Jenewa, Semartara.News – Pada Kuartal Pertama 2021, pemulihan perdagangan global diperkirakan kembali melambat. Sebab, pandemi COVID-19 masih terus menjadi gangguan industri perjalanan, setelah perdagangan dunia terkontraksi 9,0 persen tahun 2020, kemarin. Perkiraan itu berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), sebagaimana dilansir LKBN Antara, Rabu (10/2/2021).
Dalam laporan Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) itu disebutkan, seusai penguncian, menyebabkan perdagangan dunia menyusut hingga 15 persen di paruh pertama 2020. Kemudian, mengalami rebound di paruh kedua, di mana, perdagangan barang-barang global naik sekitar 8,0 persen di Kuartal Keempat dibanding Kuartal Ketiga.
Masih dalam laporan yang sama, peningkatan perdagangan global itu disebabkan oleh negara-negara berkembang, terutama di kawasan Asia Timur, yang mana, perdagangan barang di kawasan itu naik 12 persen pada Kuartal Keempat secara year to year.
“Perekonomian Asia Timur telah memimpin proses pemulihan dengan pertumbuhan ekspor yang kuat dan kenaikan dalam pangsa pasar global,” kata UNCTAD.
Selain itu juga, laporan UNCTAD juga menyebut, bahwa sebagian besar sektor manufaktur pulih pada Kuartal Keempat, selain energi dan transportasi. Namun laporan itu menjelaskan, bahwa perdagangan jasa mengalami stagnasi pada tingkat yang terlihat pada Kuartal Ketiga. Ekspor jasa-jasa dari China, dan pada tingkat yang lebih rendah India, bernasib relatif lebih baik daripada negara lain.
Untuk kuartal pertama 2021, UNCTA memproyeksikan penurunan 1,5 persen dalam perdagangan barang-barang dibandingkan kuartal sebelumnya, dan penurunan 7,0 persen dalam perdagangan jasa-jasa, meskipun dikatakan, perkiraannya tidak pasti karena pandemi dan ketidakpastian tentang paket stimulus.