Berita  

Pasar Kue Subuh Saraswati Lesu Sejak Pandemi

Jakarta, Semartara.News – Dulu dikenal sebagai salah satu sentra kue pasar yang murah meriah. Kini Pasar Kue Subuh Saraswati jadi sepi sejak pandemi yang berkepanjangan.

Di daerah Ciledug, orang mungkin sudah tidak asing Pasar Kue Subuh Saraswati. Pasar kue ini sudah ada sejak awal 2000-an. Memang tidak selama Pasar Kue Subuh Blok M hingga Pasar Kue Subuh Senen.

Namun dulu, Pasar Kue Subuh Saraswati ini jadi pusatnya jajanan pasar dan aneka kue enak yang ditawarkan para pedagang.

Tapi sayangnya semenjak pandemi, banyak pedagang kue di Pasar Kue Subuh Saraswati yang gulung tikar karena sepinya pembeli, sampai bahan-bahan kue yang terus melonjak tajam.

Berikut beberapa gambaran Pasar Kue Subuh Saraswati yang terdampak pandemi.

  1. Pasar Kue Subuh yang Buka Hingga Sore Hari

Meski namanya Pasar Kue Subuh, tapi di Pasar Saraswati ini para penjual kue mulai berjualan dari jam 4 pagi sampai jam 4 sore. Karena pasar kue ini menyatu dengan pasar tradisional Saraswati, jadi pengunjungnya selalu ramai meski di sore hari.

Tak sulit menemukan Pasar Kue Subuh di Saraswati, karena letaknya berada di depan pintu masuk, lengkap dengan tulisan Pasar Kue Subuh. Sayangnya hanya ada tiga penjual di hari kerja, dan lima penjual kue di hari libur dan akhir pekan.

Menurut Ibu Hera, selaku salah satu penjual kue di Pasar Saraswati. Banyak penjual yang gulung tikar semenjak pandemi.

“Dulu ini yang berjualan ramai, dari ujung sampai ujung isinya pedagang kue semua. Tapi sejak pandemi, banyak yang tidak jualan lagi. Sampai tersisa hanya tiga penjual di sini, termasuk saya. Kalau di akhir pekan, biasanya ada lima penjual kue yang jualan,” jelas Ibu Hera kepada detikFood (27/02).

  1. Kue Pasar Murah Meriah

Ibu Hera merupakan salah satu pedagang kue yang setiap hari berjualan di Pasar Kue Subuh Saraswati. Ia berjualan mulai dari jam 4 subuh sampai jam 4 sore, dibantu oleh anaknya.

“Kalau saya di sini sehari bisa bawa sekitar 20-30 jenis kue. Lebih banyak jualnya itu kue basah dan kue manis ya. Ini kebanyakan kue manisnya saya buat sendiri, jadi lebih hemat dan masih bisa dapat untung, meski saya jual di harga Rp 1.500 an,”

Ada pun kue yang dijualnya seperti dadar gulung, kue cincin, lapis legit, rainbow gulung, nagasari, kue bugis, kue lapis, kue sus, sosis solo, lemper, pastel, risoles, lontong dan masih banyak lagi.

  1. Kue yang Paling Laris

“Selain kue yang buat sendiri, saya juga beli kue dari orang lain belinya sistem putus. Jadi kalau misal masih ada sisa, saya pilih mana kue yang kira-kira bisa dijual besoknya. Kalau memang tidak ada, saya bagikan ke satpam di pasar atau ke tetangga,” ungkap Ibu Hera, yang mengaku seharinya bisa menjual sekitar dua ribu buah kue per hari, dan lima ribu kue di akhir pekan.

Menurut Ibu Hera, kue yang banyak diminati orang di Saraswati adalah kue lapis hingga kue sus. Sisanya kue-kue terkenal seperti risol, pastel, bolu kukus, kue mangkok dan sebagainya.

  1. Bertahan Berkat Pembeli Setia

Meski saingannya tidak banyak, tapi menjual kue di Pasar Kue Subuh Saraswati memiliki tantangannya sendiri. Karena tak semua orang yang datang ke Pasar Saraswati untuk membeli kue, kebanyakan memilih untuk belanja sayuran sampai daging.

Tapi berkat pelanggan setia, atau langganan yang selalu membeli kue-kue di gerainya. Ibu Hera bisa bertahan sampai sekarang. Ibu Hera juga memnjual dan menerima pesanan kue.

Seperti kue tampah, kue nampan, aneka bolu dan masih banyak lagi. Untuk kisaran harga kue-kue yang dijual Ibu Hera sehari-hari cukup murah. Dimulai dari Rp 1.000 – Rp 3.000 saja. Meski murah rasa dan kualitas kue-kuenya tetap terjamin dan enak, karena buatan rumahan bukan pabrik.

Bagi yang tertarik mampir untuk belanja kue di Pasar Kue Subuh Saraswati, dianjurkan untuk datang di hari libur atau akhir pekan agar penjual dan variasi kuenya lebih lengkap. Jangan lupa siapkan uang tunai dan kantong belanja ya dari rumah. (detikFOOD

Tinggalkan Balasan