Oleh karenanya, Ananta berjanji ke depannya akan lebih memfasilitasi lagi kegiatan masyarakat dalam merawat kearifan lokal.
“Kebetulan saya di Komisi VI DPR RI yang bermitra dengan BUMN. Nanti kita sampaikan, agar bisa lebih disuport lagi setiap kegiatan masyarakat dalam merawat kearifan lokal, termasuk pemugaran makam keramat Nyi Mas Cempaka Sari ini,” katanya.
Ketua Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis, Abraham Garuda Laksono menyampaikan, bahwa kegiatan bakti sosial sunatan massal merupakan upaya untuk meringankan warga Cempaka.
Anak muda jebolan James Cook University Singapura itu menyebut, bakti sosial merupakan bentuk gotong royong untuk saling bantu dalam menyelesaikan segala urusan kemasyarakatan.
“Kita harus terbiasa peduli terhadap kondisi lingkungan sekitar. Dan gotong royong adalah amal semua untuk kepentingan semua,” ujarnya.
Karena itu, dengan bekal kepekaan sosial, Abraham melalui padepokannya banyak menyelenggarakan kegiatan sosial, terutama saat badai pandemi melanda.
“Ya tadi itu. Kita harus peduli, harus terus peka terhadap kondisi lingkungan kita. Segala kesusahan akan menjadi ringan jika kita gotong royong menghadapinya,” katanya.
Sementara itu, Ketua Padepokan Sinatria Sunda, Koestiawan Natadipraja atau yang akrab disapa Abah Engkos menyampaikan, bahwa rangkaian bakti sosial itu terdiri sunatan massal, peresmian banguanan makam keramat Nyi Mas Cempaka Sari, pengobatan alternatif, dan pentas seni debus.
“Alhamdulillah peserta sunat sudah ada sekitar seratus anak. Baik dari daerah sekitar Cempaka, maupun luar daerah. Kemudian kita juga resmikan bangunan makam keramat ini,” ungkapnya.
Menurut Abah Engkos, dengan melestarikan kearifan lokal keramat Nyi Mas Cempaka Sari bisa menjadi sarana edukasi bagi generasi muda.
“Tidak bisa dipungkiri bahwa sebelum kita ada, mereka sudah ada duluan. Dan ini kita edukasikan kepada masyarakat,” imbuhnya.
Diketahui, kegiatan bakti sosial di komplek makam keramat Nyi Mas Cempaka Sari tersebut selain diikuti berbagai elemen penggiat budaya, juga dihadiri Sultan Banten ke-18 yaitu Sultan Syarif Muhammad ash-Shafiuddin.(Jack)