Jakarta, Semartara.News — OBATApps resmi meluncurkan program Hibah Penelitian OBATApps 2025 sebagai rangkaian Seminar Nasional bertajuk “Sinergi Triple Helix & Penguatan Budaya Riset Menuju Kemandirian Farmasi Nasional” di Gedung DPD RI, Jakarta. Selasa (07/22/2025)
Kegiatan ini mempertemukan lintas sektor penting — akademisi, praktisi, pemerintah, dan industri —dalam satu forum untuk memperkuat ekosistem riset berbasis aplikasi farmasi digital yang berdampak nyata bagi masyarakat.
Marketing Lead Farmaklik Group Apt. Damas Raja, S.Farm mengatakan, acara ini bukan hanya seremoni, melainkan ajang nyata untuk diskusi terbuka dan sinergi lintas sektor. pihaknya berharap, arah gerak pendidikan farmasi Indonesia bisa lebih fokus melalui kolaborasi konkret antara akademisi, industri, dan regulator di era pemerintahan baru ini.
“Acara ini merupakan kerja keras Tim OBATApps selama 8 tahun untuk memberikan dampak pada Kampus Farmasi di Indonesia, dan tahun ini kita semua tetap berkomitmen untuk melanjutkan program ini justru menjadi lebih baik dengan adanya kolaborasi antar sektor,” ujarnya.
Sementara itu, Senator DPD RI Apt. Destita Khairilisani, S.Farm, M.S.M. yang juga berkiprah aktif dalam bidang kesehatan, menekankan pentingnya jembatan antara aspirasi akademik dan keputusan politik strategis,
“Sebagai senator, saya merasa terhormat bisa hadir di forum ini. DPD memiliki peran penting sebagai penampung dan penyalur aspirasi daerah. Forum seperti ini harus terus diperluas agar arah kebijakan pusat makin inklusif dan tepat sasaran,” tuturnya.
Tahun ini, OBATApps mengalokasikan dana sebesar Rp350.000.000 untuk mendukung riset kefarmasian yang aplikatif dan berorientasi pada solusi. Dana ini diperuntukkan bagi dosen dari lebih dari 20 kampus farmasi mitra OBATApps di seluruh Indonesia dengan prioritas riset yang aplikatif, berdampak sosial tinggi, dan memiliki potensi untuk hilirisasi.
Seminar dan peluncuran hibah ini menjadi simbol penting kolaborasi nasional. OBATApps melalui semangat #RisetUntukBangsa mengundang seluruh pemangku kepentingan serta kampus farmasi lain untuk bekerjasama dan tidak hanya berinovasi di ruang masing-masing, tapi bersama-sama membangun jembatan untuk mewujudkan kemandirian farmasi nasional yang adaptif, berdampak, dan berkelanjutan. (Ril/Sayuti)