Rongeng itu menjadi korban sebagai syarat agar pemimpin gaib itu tak mengganggu proses pembangunan, karena selama proses pembangunan Terowongan Lampegan, sering kali ada pekerja yang meninggal.
Razamandala tak meminta ritual tertentu, cukup dengan mengadakan acara ronggeng yang mengundang penari tercantik di wilayah Priangan.
Penduduk setempat pun percaya bahwa Nyi Sadea menjadi tumbal, tetapi bukan dengan cara menghilang sendiri tanpa jejak dengan sesuatu yang gaib.
Namun, karena menjadi tumbal dan jasadnya tertanam dalam tembok terowongan.
Dan hingga kini, warga setempat menyebut di dalam Terowongan Lampegan itu kerap muncul penampakan wanita berkebaya merah, yang diyakini tak lain adalah Nyi Sadea, penari ronggeng terkenal asal Cianjur, Jawa Barat.
Namun demikian, terlepas dari kisah misteri dan mistis yang menyertainya, Terowongan Lampegan telah menjadi saksi bisu perjuangan bangsa.
Kala itu pemuda Indonesia menyerang Jepang untuk mendapatkan senjata, sebagai usaha memperjuangkan kemerdekaan.(jack)
Melansir dari berbagai sumber