Kota Tangsel, Semartara.News – Hingga akhir Juli 2025, rencana pelaksanaan Musyawarah Olahraga Kota (Musorkot) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Tangerang Selatan belum menunjukkan perkembangan berarti. Ketidakjelasan ini memunculkan tanda tanya besar terkait soliditas internal di tubuh KONI Tangsel.
Kepala Bidang Organisasi KONI Tangsel, Henry Kristianto, menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu keputusan resmi yang seharusnya diambil melalui rapat pleno. Rapat tersebut dinilai krusial karena menjadi dasar pengambilan keputusan kolektif, mulai dari penerbitan Surat Keputusan (SK) Tim Penjaringan hingga pembentukan panitia pelaksana dan pengaturan teknis acara.
“Proses belum bisa berjalan karena pleno belum dilaksanakan. Semua keputusan penting harus melalui rapat itu, termasuk penerbitan SK Tim Penjaringan,” ujar Henry saat dikonfirmasi pada Rabu, 30 Juli 2025.
Henry juga menegaskan bahwa meski sejumlah masukan telah disampaikan ke Ketua KONI, proses tetap bergantung pada pemanggilan resmi untuk rapat pleno. Tanpa itu, langkah-langkah teknis seperti pembentukan organizing committee (OC) dan steering committee (SC) belum bisa dimulai.
Namun, pernyataan berbeda datang dari Ketua KONI Tangsel, Hamka Handaru. Ia menyebut bahwa penyelenggaraan Musorkot sepenuhnya berada di tangan panitia yang telah dibentuk sebelumnya. Ia bahkan menegaskan bahwa dirinya kini tidak lagi terlibat dalam urusan teknis maupun pengambilan keputusan secara langsung.
“Semua sudah kita serahkan ke panitia. Agustus ini harus sudah ada pengumuman. Saya pribadi tidak menghalangi proses apapun dan sudah tidak ikut campur,” kata Hamka saat dihubungi terpisah.
Menurut Hamka, susunan panitia termasuk OC dan SC telah terbentuk, dan proses berjalan sesuai mekanisme internal. Ia juga menyebut bahwa usulan penerbitan SK bukan semata dari dirinya, melainkan berasal dari tim panitia.
“SK bukan harus dari saya. Kalau usulan dari panitia sudah masuk, pasti diproses. Tidak ada upaya untuk menunda Musorkot,” tegasnya.
Perbedaan pernyataan antara dua petinggi KONI Tangsel ini memperlihatkan adanya ketidaksinkronan komunikasi internal. Publik pun kini menanti kejelasan dan langkah konkret agar Musorkot dapat segera terlaksana tanpa hambatan lebih lanjut. (*)