Titah Partai
Terkait soal pencalonan dirinya menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah, Ananta menegaskan bahwa itu adalah titah partai yang harus dijalankan.
Karena sudah empat kali Pemilu, kader PDIP di Banten ikut bersaing meraih kursi perwakilan daerah, tapi gagal.
“Dan saatnya sekarang PDIP punya wakil di dewan perwakilan daerah. Yang nantinya menjadi “kepanjangan” politik PDIP secara tidak langsung,” terangnya.
Lantaran peran DPD sangat strategis untuk menjembatani hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah.
Kemudian pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama.
Dalam kaitan itu, Ananta mengutip perkataan pengarang buku Max Havelar, Eduard Douwes Dekker atau Multatuli.
Saat itu Multatuli menjabat Asisten Residen Lebak, dan berkata ‘Kalau masyarakat Lebak bisa hidup sejahtera, maka rakyat Indonesia akan sejahtera’.
“Maka itu, saatnya PDIP memilki wakilnya di DPD RI untuk mewujudkan apa yang dikatakan Multatuli,” ucapnya.
Tidak Bisa Diganggu Gugat Lagi
Sementara itu, Ketua DPC PDIP Lebak, Junaedi Ibnu Jarta mengatakan, Ananta Wahana adalah sosok yang penuh keyakinan, ada kekuatan spiritual, dan kekuatan keikhlasan.
Dia menilai Ananta berjuang untuk partai tanpa pamrih. Sehingga ketika diberikan lebih oleh partai, Ananta bisa mengemban perintah partai itu.
“Ini langkah konsolidasi politik untuk memantapkan Pak Ananta memperoleh kemenangan. Dan Pak Ananta tidak bisa diganggu gugat lagi sebagai wakil partai untuk menuju DPD RI,” imbuhnya.
