Jakarta, Semartara.News – Mengusung tema “Jeda”, Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta kembali menggelar Djakarta Teater Platform (DTP).
Dilansir dari Antaranews.com, teater ini sebagai ruang pertemuan, pertukaran gagasan, distribusi pengetahuan, dan medium penciptaan karya.
“Menghadapi perubahan yang masif, kami perlu menarik jarak dan melihat lebih luas melalui ‘jeda’. Kata ‘jeda’ sendiri merupakan situasi henti yang tidak pasif sepenuhnya,” kata Ketua Dewan Kesenian Jakarta, Danton Sihombing melalui konferensi pers virtual, Jumat (20/11/2020).
“Dalam ‘jeda’, kita menarik nafas, melakukan refleksi panjang yang sekaligus mempersiapkan hal yang akan dilakukan ke depan,” imbuhnya.
Para penggiat seni pertunjukan hari ini berlomba-lomba untuk tetap ‘bernafas’ dengan memanfaatkan ruang-ruang digital agar produksi karya tetap berjalan.
Menurut Danton, ruang digital memungkinkan sebuah karya atau kerja artistik menembus batas-batas lama. Kemudian beradaptasi dengan hal-hal baru yang perlu ditimbang untuk pemulihan keadaan dunia kesenian pasca pandemi.
DTP berani membentang wacana dalam “Jeda” yang diturunkan dalam rangkaian presentasi proses karya, presentasi karya panggung luar dan lokakarya yang menjadi program utama tahun ini.
Dengan berbagai program, DTP 2020 mengajak para seniman, penggiat teater, pengamat, produser, birokrat dan publik seni. Untuk memanfaatkan momentum guna memperkuat jaringan dan kerja artistik.
Juga menelusuri dialektika perwajahan kesenian hari ini yang kerap memanfaatkan media digital.
Adapun sejumlah rangkaian acara di Djakarta Teater Platform kali ini. Pertama adalah “Ruang Presentasi Proses Karya”, menghadirkan Unlogic Theatre, rokateater, Teater Selembayung, Sun Community, Language Theatre, dan Kolaborasi Abdi Karya (Indonesia) dengan Theatr na nOg (Inggris) untuk proyek Work in Progress.
Selanjutnya, “Presentasi Karya Panggung Luar”, yang merupakan ruang uji bentuk karya di masa pandemi. Seniman dan grup terpilih akan menginisiasi sebuah proyek presentasi langsung dengan sejumlah pementasan baru di ruang dan media baru.
Program ini menampilkan Teater SIM dengan karya “Pembajak Makan Malam” dan Teater Ghanta dengan karya “Musim Ketiga: Tempat Terbaik di Dunia”.