Mengajak Warga Jakarta Tak Hanya Gemar Budidaya Sayuran

Budidaya Sayuran
Petani kota Abdulrahman (58) melakukan perawatan tanamannya di kebun di atas rumahnya, di kawasan Cipete, Jakarta, Kamis (14/11/2019). Konsep budidaya sayuran di perkotaan "urban farming" menjadi solusi masyarakat Jakarta untuk bercocok tanam atau berkebun di tengah-tengah tingginya harga lahan di Ibu Kota. (Foto – Antara)

Marak Budidaya Sayuran


Di sisi lain, Kepala Bidang Pangan Dinas Kesehatan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP), Pemprov DKI Jakarta, Mujiati, menyadari kegemaran warga bercocok tanam selama pandemi. Terbukti, warga banyak yang meminta diajarkan cara bercocok tanam melalui suku dinas di Pemkot dan juga Pemkab.

Sejauh ini masyarakat sudah memanfaatkan pekarangan untuk bertanam sayuran. Mulai dari lahan-lahan terbatas di rumahnya, ataupun lahan kosong yang belum dibangun. Bahkan lebih dari itu, ada yang memanfaatkan pagar atau di atas saluran air/got. Hasilnya sebagian untuk dikonsumsi masyarakat sendiri.

Mujiati mengakui, sementara ini masyarakat Jakarta masih bertanam sayuran yang lebih mudah dalam perawatannya, seperti bayam, sawi, pakcoi. Meskipun, beberapa sudah ada yang berani bertanam tomat dan cabai. Hobi baru masyarakat ini juga, ternyata berdampak positif pada lingkungan. Beberapa wilayah di Jakarta, kondisi udaranya menjadi lebih bersih dan segar.

Kemudian jika waktunya dipanen, produksi sayuran ini juga membantu perekonomian keluarga. Sebab, mereka tidak perlu lagi membeli sayutan lagi. Meski begitu, Pemprov DKI meminta masyarakat waspadai budidaya sayuran. Karena, banyak warga yang memanfaatkan saluran air, sehingga saluran itu perlu diperhatikan kondisinya.

Pemprov DKI Minta Warga Perhatikan Saluran

Seperti diketahui, air di Jakarta sebagian besar telah tercemar logam berat. Jangan sampai sayuran itu disiram menggunakan air yang sudah tercemar tersebut. Karena kalau sampai dikonsumsi masyarakat, juga tidak bagus bagi kesehatan dalam jangka panjang.

Sudah menjadi tugas dari Dinas KPKP Pemprov DKI Jakarta, untuk melakukan pendampingan dan bimbingan kepada masyarakat. Setidaknya dengan pendekatan yang baik mengenai cara bertanam yang sehat, akan menghasilkan panen yang sehat juga.

Saat ini Pemprov DKI, juga terus memperluas lahan-lahan abadi yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian. Lahan tersebut berada di lokasi-lokasi yang selama ini memang belum ada bangunan. Luasannya sangat besar bahkan beberapa sudah ada yang ditanami padi.

Harapannya ke depan, kesadaran masyarakat untuk bertanam sayuran ini tidak hanya berhenti sampai wabah COVID-19 saja. Namun bisa berlanjut dalam jangka Panjang, serta lebih ahli untuk bertanam sayuran yang lebih bervariasi, termasuk sayuran buah/umbi. Kemudian pekerjaan rumah lainnya bagi Pemprov DKI Jakarta adalah, bagaimana menyehatkan warganya agar lebih gemar lagi untuk mengonsumsi sayuran dan buah-buahan. (AD)

Ini merupakan tulis ulang dari artikel berdujul “Mendorong warga Jakarta mencintai sayuran” yang terbit di antaranews.com, Minggu (8/11/2020).

Tinggalkan Balasan