Jakarta, Semartara.News — Mendiang Anthony Michael Bourdain, seorang koki asli New York yang wafat pada 2018 lalu pernah berkata, bahwa makanan adalah perpanjangan dari perasaan nasionalisme, etnis, dan sejarah dari mana kita berasal dan itu tidak akan pernah terpisahkan.
Makanan bisa meningkatkan citra Indonesia di luar negeri serta mendorong industri pangan di tanah air.
Terlebih lagi, kontribusi kuliner bagi Produk Domestik Bruto (PDB) nasional untuk sektor ekonomi kreatif pada 2020 terbesar, mencapai 41,47 persen atau Rp455,44 triliun dari penerimaan sektor ekraf senilai Rp1.134,9 triliun.
Indonesia adalah negara dengan kekayaan kuliner melimpah. Bentang alam mulai pantai hingga pegunungan memberi pengaruh besar kepada cita rasa setiap masakan.
Dalam tiap kuliner terdapat penggunaan biodiversitas Nusantara. Berkelindannya aneka bumbu dan rempah beruntai memberi kekuatan rasa bagi tiap kuliner yang dihasilkan.
Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada, Profesor Murdjiati-Gardjito dalam sebuah kesempatan mengatakan, berdasarkan hasil penelitiannya, seni dapur di Indonesia itu lebih dari 1.000 jumlahnya.
Artinya, terdapat pemakaian 77 sumber karbohidrat, lebih dari 400 jenis buah-buahan, lebih dari 273 jenis sayuran.
Ditambah sekitar 65 jenis bumbu atau rempah-rempah. Semua merupakan bahan pangan dari bumi Indonesia.
Jika dihitung secara matematika, kata Researchers, Developers, & Conservationists of Indonesian Culinary itu, dari data bahan pangan asli Indonesia di atas mampu menghasilkan ribuan kombinasi masakan.
Museum Rekor Indonesia (MURI) pada 2014 melansir data di Nusantara ada lebih dari 100 jenis kuliner soto, masakan berkuah dengan kombinasi bumbu dan rempah begitu menggoda selera.
“Mulai sekarang, kita harus berani mengatakan bahwa Indonesia itu adalah dapur gastronomi dunia paling besar,” ujar Murdjiati.
Setiap kuliner Indonesia memiliki kisah berbeda karena ikut diperkuat adanya latar sejarah, asal-usul, hingga proses pembuatan.
Melibatkan akulturasi budaya dari berbagai masakan yang dihidangkan sehari-hari. Indonesia Gastronomy Community (IGC) pada 2017 pernah melakukan riset seputar masakan di tanah air.
Riset melibatkan pakar-pakar dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, dan para akademisi Universitas Gadjah Mada serta Universitas Indonesia.
Mereka mendapati bahwa terdapat 104 resep kuno Nusantara di 17 relief Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Cabean Kunti dan 17 prasasti. Resep masakan itu menjadi menu yang disajikan sehari-hari oleh masyarakat era Mataram kuno, abad 8-9 lampau.