Melonjaknya Harga Kedelai Buat Segenap Hati Perajin Tahu dan Tempe Bagai Langit Hingga Masyarakat Berselimut Kabut ?

Melonjaknya Harga Kedelai Buat Segenap Hati Perajin Tahu dan Tempe Bagai Langit Hingga Masyarakat Berselimut Kabut ?
Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu dan Tempe, Dampak Negatif

Jakarta, Semartara.News – Berita melonjaknya harga kedelai di RI buat segenap hati perajin bagai langit hingga masyarakat berselimut kabut, hingga menjerit dan terancam bangkrut ? Melalui penelusuran segenap tim Semartaranews lewat CNBC Indonesia yang kemudian melansir situs ews.kemendag mencatat, harga nasional untuk kedelai pada 14 Februari 2022 adalah Rp11.984 per kg, tidak berubah dibandingkan 11 Februari 2022.

Sementara, situs tradingeconomics mencatat, harga kedelai berfluktuasi di rentang US$15 per bushel (sekitar 27,21 kg) setelah sempat sentuh level tertinggi sejak Mei 2021, di kisaran US$16 per bushel.

Lonjakan harga kedelai global berdampal bagi industri tempe dan tahu di dalam negeri, yang didominasi skala rumah tangga. Kenaikan biaya bahan baku utama itu dilaporkan jadi penyebab berhentinya produksi sejumlah industri rumahan tempe dan tahu.

Menurut Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan 20% atau mencapai 30 ribu perajin tahu dan tempe berhenti berproduksi.

“Jumlah perajin tahu tempe mencapai 160 ribu yang rumahan, sekarang kurang lebih 20% atau 30 ribu perajin berhenti produksi karena kenaikan harga,” kata Aip, dalam konferensi pers virtual bersama Kementerian Perdagangan dan Akindo, Jumat (11/2/2022).

Menurut Aip, perajin tempe tersebut adalah industri rumahan skala kecil yang memproduksi 10 – 20 kg kedelai per hari. Mereka sangat kesulitan dengan fluktuasi harga. Sementara, untuk produsen yang menggunakan kedelai 50 – 100 kg per hari masih bisa bertahan, meski beberapa diantaranya harus mengecilkan ukuran hasil produksi.

Belum lagi, kata Aip, harga kedelai selalu berubah dan cenderung naik setiap harinya. Sehingga, mengganggu rencana pembelian bahan baku, karena harga tidak stabil.

“Kami usulkan harga kedelai dibuat stabil, minimal untuk waktu 1 bulan meski idealnya 3 bulan. Contohnya kalau ditetapkan Rp 10.500 per kilogram harga kedelai ya berlaku satu bulan jangan range, berat kita,” kata Aip.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, salah satu fokus pemerintah adalah stabilisasi harga dan memastikan pasokan. Terutama menjelang Ramadan.

“Tentunya kami sedang mempertimbangkan untuk menstabilkan harga seperti yang diusulkan. Karena seperti disebutkan tadi, ini menyangkut sekitar 160 ribu perajin tempe/tahu ini, yang menghadapi harga nggak jelas kalau naik tiap hari. Gimana mau berusaha kalau besoknya harga naik lagi. Tentu tidak menutupi modal besoknya,” kata Oke

Dalam penjelasan awal, Oke mengatakan kenaikan harga kedelai dapat terjadi hingga bulan Juli mendatang. Dimana menurut hitungannya harga kedelai global di tingkat importir pada Februari ini US$15,25 per bushels, lalu pada Juli diperkirakan mencapai US$15,73 per bushels.

“Mei itu masih di kisaran tinggi US$15,68 per bushels, dan ini melewati Ramadhan,” jelasnya.

Menurut Oke, saat ini isunya pengusaha sulit untuk mengunci harga jual kedelai karena fluktuasi harga. Jika harga tidak bisa dikunci, maka Maret mendatang akan mengganggu ketersediaan.

Karena itu, pemerintah meminta importir tetap menjamin ketersediaan kedelai di dalam negeri. Walaupun dengan harga tinggi.

“Ini kita pastikan dulu, lebih baik tersedia dan mahal, daripada tidak tersedia. Saya paham sekali, kedelai adalah bahan pokok kebutuhan utama masyarakat Indonesia dengan kebiasaannya makan tahu dan tempe,” kata Oke.

Menurut Oke, harga kedelai memang sangat bergantung gejolak global. Pasalnya, setidaknya 80% kebutuhan kedelai Indonesia masih bergantung pada pasokan impor.

“Stok kedelai di Akindo (Asosiasi Kedelai Indonesia) ada sekitar 140 ribu ton dan Februari ini masih akan masuk lagi 160 ribu ton. Sehingga, pasokan kedelai untuk kebutuhan ini hanya cukup 2 bulan ke depan,” kata Oke.

Kondisi ini, akan berdampak pada harga tahu/tempe. Harga tempe diperkirakan naik menjadi Rp10.300 – 10.600 per kg, sementara tahu naik jadi Rp52.450 – 53.700 per papan. Atau naik menjadi Rp650 – 700 per potong. (CNBCIndonesia)

Tinggalkan Balasan