Tangerang, Semartara.News — Dalam sebuah acara yang penuh makna, masyarakat dan tokoh politik Tangerang berkumpul untuk memperingati Bulan Bung Karno, sosok pendiri bangsa yang gagasan-gagasannya tetap relevan hingga saat ini. Acara ini menjadi momentum penting bagi semua kalangan untuk merenungkan kembali warisan nilai-nilai kebangsaan yang ditinggalkan oleh Proklamator Kemerdekaan Indonesia tersebut.
Anggota DPRD Provinsi Banten dari Fraksi PDI Perjuangan, Abraham Garuda Laksono, tampil sebagai salah satu penggerak utama kegiatan ini. Dengan semangat yang membara, ia menegaskan pentingnya menghayati makna dari semboyan Bung Karno yang terkenal: “Jas Merah” atau “Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah”.
“Peringatan Bulan Bung Karno yang kita selenggarakan ini bukan sekadar rutinitas tahunan semata,” ujar Abraham dengan nada khidmat. “Ini adalah momen yang sangat berharga bagi kita semua untuk benar-benar menghayati kembali perjuangan dan pemikiran Bung Karno, terutama dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan di tengah masyarakat yang semakin kompleks di zaman sekarang.”
Abraham melanjutkan dengan penuh semangat, “Kita semua harus menyadari bahwa tanpa perjuangan tiada henti, tanpa doa yang tulus, dan tanpa tetesan keringat para pejuang pendahulu kita, kemerdekaan yang kita nikmati sekarang ini tidak akan pernah terwujud. Karena itu, mengenang jasa-jasa mereka bukan sekadar kewajiban, tapi kebutuhan rohani bagi kita sebagai bangsa.”
Secara kronologis, Abraham menjelaskan makna Bulan Bung Karno yang jatuh pada bulan Juni: “Bulan Juni menyimpan tiga peristiwa bersejarah terkait Bung Karno. Tanggal 1 Juni kita peringati sebagai Hari Lahir Pancasila yang digali oleh Bung Karno, 6 Juni sebagai hari kelahirannya, dan 21 Juni sebagai hari wafatnya. Momen-momen ini harus menjadi pengingat abadi bagi kita semua untuk terus menjaga api perjuangan Bung Karno.”
Sebagai bagian dari peringatan ini, Abraham sebagai kader PDI Perjuangan menggelar lomba memasak yang mengangkat tema Resep Mustika Rasa. “Buku resep ini merupakan warisan berharga Bung Karno yang berisi aneka masakan Nusantara. Lebih dari sekadar resep masakan, ini adalah bukti nyata upaya Bung Karno memperkuat identitas dan kedaulatan pangan bangsa Indonesia,” paparnya penuh keyakinan.
Kegiatan ini berhasil menarik perhatian 21 tim dari berbagai penjuru Kabupaten Tangerang. Dengan semangat kompetitif yang sehat, para peserta menunjukkan kreativitas luar biasa dalam mengolah sajian tumpeng yang tidak hanya lezat di lidah, tetapi juga kaya akan makna sejarah dan nilai kebangsaan.
“Kami sangat terharu dengan antusiasme luar biasa dari para peserta. Semoga semangat Bung Karno dalam menjaga warisan kuliner Nusantara ini tetap lestari dan bisa menjadi inspirasi, khususnya bagi generasi muda,” ujar Abraham dengan nada haru.
Tak berhenti di situ, rangkaian acara juga dimeriahkan dengan lomba pidato bertema kebangsaan yang diikuti oleh 29 peserta dari berbagai daerah di Kabupaten Tangerang. Masing-masing peserta tampil penuh percaya diri, menyampaikan orasi dengan isi yang menggugah seputar perjuangan dan keteladanan Bung Karno.
“Lomba pidato ini memiliki dua tujuan penting. Selain melatih mental dan kemampuan berbicara generasi muda, ini adalah cara kita mengenalkan kembali sosok Bung Karno sebagai Bapak Bangsa yang harus selalu kita teladani,” jelas Abraham dengan mata berbinar-binar penuh harapan.
Ketua DPP PDI Perjuangan, Ribka Tjiptaning, dalam sambutannya menegaskan bahwa seluruh rangkaian kegiatan ini adalah bagian dari upaya terus menerus untuk menjaga nilai-nilai ideologi bangsa.
“Bulan Bung Karno bukan sekadar acara seremonial. Ini adalah momentum untuk membangkitkan kesadaran sejarah dan memperkuat identitas kebangsaan kita. Sebagai partai politik yang lahir dari rahim perjuangan Bung Karno, PDI Perjuangan berkewajiban untuk terus menyebarkan nilai-nilai ideologis ini,” tegasnya.
Ribka kemudian beralih membahas isu penting lainnya: “Kita tidak bisa memisahkan pembangunan bangsa dari isu pangan dan gizi. Program membuat tumpeng dengan resep Mustika Rasa harus kita lihat sebagai bagian dari upaya mencegah stunting. Masalah gizi bukan perkara kecil, karena terkait dengan masa depan kualitas sumber daya manusia Indonesia.”
Dengan nada serius, Ribka mengingatkan: “Stunting bukan hanya tentang tubuh yang pendek. Anak stunting berisiko memiliki IQ rendah sekitar 70 poin. Ini soal kualitas generasi penerus bangsa yang akan menentukan nasib negara kita di masa depan.”
Sebagai penutup, Ribka menegaskan komitmen partainya: “Seluruh kader PDI Perjuangan harus menjadi ujung tombak perubahan. Kita tidak boleh hanya berpidato, tapi harus turun langsung, bekerja nyata di tengah masyarakat untuk menyelesaikan berbagai masalah, mulai dari pangan, kesehatan, hingga pendidikan.”
“Perjuangan tanpa aksi nyata adalah kesia-siaan. Kader PDI Perjuangan wajib hadir dan menyatu dengan rakyat,” tutupnya dengan suara lantang yang disambut gemuruh tepuk tangan. (*)