Beijing, Semartara.News – Peminat lomba pidato Bahasa Indonesia untuk para mahasiswa China tetap tinggi meskipun tahun ini digelar secara virtual. Lomba Pidato ini di laksanakan dalam momentum peringatan 70 tahun Kemitraan Indonesia-China.
Bahkan hingga Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing Yaya Sutarya memberikan sambutan penutupan pada Jumat (4/12/2020) malam, masih ada tiga peserta yang meminta diberikan waktu menyampaikan pidato dalam lomba tersebut.
Jumlah peserta sebanyak 27 orang lebih banyak dibandingkan saat lomba tersebut digelar untuk pertama kalinya di kampus Beijing Foreign Studies of University (BFSU) pada 16 November 2019 yang hanya diikuti 26 orang.
Dikutip dari Antaranews.com, Sabtu (5/12/2020), Setiap peserta lomba pidato dalam rangkaian Peringatan 70 tahun Kemitraan Indonesia-China itu diberikan waktu lima menit untuk menyampaikan gagasan tentang peningkatan kerja sama kedua negara.
Sebanyak 27 peserta tersebut merupakan mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia di berbagai perguruan tinggi di China, di antaranya Jilin International Studies of Univesity (JISU), Tianjin Foreign Studies of University (TFSU), Xi’an International Studies of University (XISU), Guangdong University of Foreign Studies (GDUFS), Guangxi University for Nationalities (GXUN), dan Xiangsihu College Nanning.
BFSU yang tahun lalu sebagai tuan rumah tidak mengirimkan utusannya pada tahun ini karena sedang mempersiapkan ujian akhir semester.
Pada lomba tahun ini juara pertama direbut peserta dari XISU, sementara juara kedua dan ketiga jatuh ke tangan GXUN dan GDFSU.
Para pemenang mendapatkan hadiah berupa uang tunai dan penghargaan dari Atdikbud KBRI Beijing.
Jika pada tahun lalu, para pemenang juga mendapatkan hadiah paket wisata ke Bali selama lima hari, maka hal yang sama juga akan diberikan kepada para pemenang.
“Mungkin nanti kalau situasinya sudah normal, para pemenang akan kami beri kesempatan yang sama dengan pemenang tahun lalu,” kata Yaya.
Menurut dia, selain untuk meningkatkan minat mempelajari Bahasa Indonesia di kalangan remaja China, ajang tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penguasaan Bahasa Indonesia para peserta yang rata-rata duduk di tahun kedua dan ketiga jurusan Bahasa Indonesia di kampusnya.
“Ini juga bagian dari upaya meningkatkan keyakinan masyarakat China akan prospek Bahasa Indonesia ke depan, mengingat persaingan pembelajaran bahasa asing di China juga sangat ketat,” ujarnya.