Lewat HealthConEX 2025, Pemprov DKI Dorong Transformasi Layanan KIA

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menghadiri HealthConEX 2025 untuk memperkuat layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, memberikan sambutan di acara HealthConEX 2025 yang berlangsung di Westin Hotel, Setiabudi, Jakarta Selatan. (Foto: jakarta.go.id)

Jakarta, Semartara.News – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menghadiri acara HealthConEX 2025 yang berlangsung di Westin Hotel, Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Sabtu (24/5). Kegiatan yang diselenggarakan oleh PT Bundamedik Tbk ini mengusung tema “Strengthening Health Outcomes for Women & Children,” dengan tujuan untuk memperkuat layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Indonesia, khususnya di Jakarta.

Dalam sambutannya, Gubernur Pramono menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki berbagai program strategis untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak. Beberapa inisiatif tersebut meliputi penyediaan tim yang telah tersertifikasi dalam pelatihan kegawatdaruratan ibu dan bayi di 44 Puskesmas dan 31 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).

“Kami juga memiliki Pasukan Putih yang bertugas memantau kesehatan ibu hamil dan anak-anak dengan risiko tinggi. Selain itu, ada layanan telekonseling 24 jam melalui Jak-Care yang fokus pada kesehatan mental remaja, serta layanan Jak-Ambulance untuk kebutuhan pemeriksaan awal dan transportasi ambulance, terutama bagi ibu dan anak,” ungkap Gubernur Pramono.

Ia juga menambahkan bahwa Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah meluncurkan Smart Posyandu, sebuah inovasi digital untuk pencatatan dan pelaporan kesehatan bayi dan balita melalui Jak-Antro. Terdapat pula layanan skrining anemia bagi remaja putri dan skrining kesehatan untuk calon pengantin.

Menurut Gubernur, Pemprov DKI Jakarta telah menyesuaikan strata layanan prioritas KIA di berbagai RSUD sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI. “Kami fokus pada penguatan sistem pelayanan bagi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir yang berbasis kompetensi dan teknologi, untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB),” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, menekankan bahwa isu KIA sangat berkaitan dengan peran ibu sebagai pilar dalam keluarga. Ia mengakui bahwa masih banyak yang perlu diperbaiki untuk menyongsong generasi emas 2045.

“Oleh karena itu, kami berupaya agar masalah KIA ini menjadi tanggung jawab bersama. Saya mengapresiasi kegiatan ini, sehingga isu ini akan terus diperhatikan oleh masyarakat. Isu ini tidak bisa ditangani sendiri oleh pemerintah, karena memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak. Kami berharap dapat menciptakan keluarga yang sehat di masa depan. Mari kita perkuat keluarga Indonesia dengan meningkatkan layanan KIA,” tutup Wamenkes Dante. (*)

Tinggalkan Balasan