Berita  

Lazisnu Kudus Bagikan 2.100 Paket Sembako Untuk Warga Terdampak Pandemi

Lazisnu Kudus
Ketua Lazisnu Kudus H. Ihdi Fahmi memberikan bantuan sembako kepada warga Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, di Terminal Colo, Minggu (8/8/2021). (Foto - Antara/HO-Humas Lazisnu)

Kudus, Semartara.News – Lembaga Amil Zakat Infak Shadaqah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menyalurkan paket sembako kepada warga di sekitar objek wisata di Kecamatan Dawe yang terdampak pandemi COVID-19 sebanyak 2.100 paket.

Menurut Ketua Lazisnu Kudus, Ihdi Fahmi, sebagian besar warga Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kudus, memang menggantungkan hidupnya dari wisatawan yang berkunjung ke sejumlah objek wisata di daerah setempat dengan berjualan ataupun menyediakan jasa transportasi.

Karena sejak penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat hingga sekarang, objek wisata masih tutup, berakibat terhadap banyaknya warga yang kehilangan mata pencaharian.

Untuk itu, katanya, Lazisnu bersama Kodim 0722 Kudus melakukan kegiatan sosial dengan memberikan bantuan paket sembako yang berisi beras 7,5 kilogram, minyak goreng 1 liter, gula 1 kg dan mi instan. Dari 2.100 paket sembako tersebut, sebanyak 1.800 paket di antaranya diberikan untuk warga Desa Colo dan sisanya untuk warga desa tetangga yang juga terdampak pandemi.

Penyerahan bantuan secara simbolis berlangsung di Terminal Colo, Kecamatan Dawe, Kudus, Minggu (8/8).

Ketua Majelis Wakil Cabang NU Kecamatan Dawe, Abdullah Kusminto Alkaf, menambahkan, bantuan sembako yang diberikan diharapkan bisa meringankan beban warga terdampak pandemi. Karena warga memang mengalami kesulitan menyusul ditutupnya objek wisata yang sebagian besar warganya menggantungkan hidupnya di sektor itu.

“Kami berharap bantuan seperti ini bisa terus ditindaklanjuti di masa yang akan datang dan semoga amal baik donatur dapat balasan berlipat ganda,” ujar Abdullah Kusminto Alkaf dikutip dari LKBN Antara, Minggu (8/8/2021).

Sementara itu, Kepala Desa Colo, M. Destari Andryasmoro, mengakui warganya lebih menginginkan objek wisata dibuka kembali sehingga aktivitas perekonomian warga sekitar kembali normal. “Namun karena pandemi serta ada PPKM, warga terdampak akhirnya juga membutuhkan bantuan,” jelasnya.

Ia mencatat, ada sekitar 75 persen warga Desa Colo menggantungkan perekonomiannya di sektor wisata. Sehingga, ketika sektor wisata terdampak hampir satu tahun lebih, tentu akan berakibat buruk. Bahkan, sejak ada PPKM, praktis ekonomi berhenti dan warga pun sebagian sudah mulai menjual aset yang dimiliki untuk bertahan hidup.

Tinggalkan Balasan