Berita  

Kunspes Pandemi COVID-19 Ananta Serap Aspirasi Pemulung, Pekerja Serabutan dan Ojol

SEMARTARA – Pandemi Corona Virus Desease 2019 (COVID -19) yang sudah mulai mewabah di Indonesia, menjadi perhatian khsusus Anggota Komisi VI DPR RI dari Dapil III Banten, Ananta Wahana. Berbagai persoalan pun muncul di maayarakat. Dari situlah, sebagai Anggota Komisi VI DPR RI, Ananta melakukan kunjungan spesifik (Kunspes) pandemi COVID-19.

Pada hari Kamis 26 Maret 2020, Ananya melakukan Kunspes ke beberapa titik lokasi, wilayah Kecamatan Kelapadua. Dalam Kunspes pandemi COVID-19 ini, Ananta mendatangi kampung pemulung di sekitar Danau Kelapa Dua, menemui para ojek online (Ojol), buruh harian lepas, petugas sampah serta pedagang keliling. Selain menyerap aspirasi dari masyarakat kalangan bawah tersebut Ananta juga membagikan minuman mineral dan 200 nasi boks sebagai makan siang.

Ananta menjelaskan, kegiatan ini akan dilakukan hingga Minggu 29 Maret 2020.

“Mulai hari ini kita melakukan kunjungan spesifik COVID-19 ke masyarakat, terutama masyarakat bawah yang merasakan dampak dari pandemi virus ini. Kita juga membagukan air mineral dan nasi boks. Kita akan lakukan selama empat hari sampai Minggu besok,” ujar Ananta Wahana.

Ia juga mengatakan bahwa, sebagai Anggota Komisi VI DPR RI, dirinya ingin mengusulkan kebijakan-kebijakan lewat mutra kerja, seperti Kementrian BUMN, Koperasi, Perindistrian dan Perdagangan, untuk membuat kebijakan kedaruratan yang disesauaikan dengan kondisi di lapangan pasca pandemi COVID-19. Dari situlah, melalui kegiatan Kunspes ini, kata Ananta, ia bisa melihat dan mendengar secara langsung seperti apa kondisi masyarakat yang sebenarnya.

Ia juga mencontohkan ketika berdialog dan mendengar aspirasi masyarakat, banyak sekali persoalan-persoalan di bawah yang membutuhkan kebijakan yang pro dengan kondisi mereka di bawah.

“Seperti tadi sudah ada keluhan, tukang ojek online punya pinjaman yaitu kredit motor tidak melalui bank, tapi sudah mulai kesulitan melakukan angsuran karena penghasilannya berkurang, yang biasanya sampai jam sebelas itu sudah tujuh kali narik, ini menjadi baru dua kali narik,” papar Ananta.

Begitu pun ketika ia menerima keluhan dari para pemulung. Meskipun, secara standar operasional prosedur dan protokoler mereka dalam bekerja sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh para medis, namun penghasilan mereka tetap saja menurun jauh hingga lebih dari 50 persen. Karena sudah banyak pabrik yang tutup, sehingga untuk menjual barangnya mereka mengalami kesulitan.

“Termasuk tadi juga ada pedagang keliling yang pendapatannya juga turun jauh tidak seperti biasanya, yaitu dampak dari COVID-19,” tandasnya.

Untuk itu, kata Ananta, apa yang disampaikan oleh masyarakat di bawah yang ia temui tersebut, akan menjadi bahan usulan kepada mitra kerjanya di Komisi VI agar bisa membuat kebijakan yang meringankan mereka. Terlebih, dampak dari pandemi COVID-19 ini sangat dirasakan oleh masyarakat, terutama pekerja serabutan dan pelaku usaha kecil.

Joko, salah seorang tukang Ojek online yang sempat berdialog dengan Ananta Wahana, mengaku, agar pemerintah bisa membuat kebijakan yang pro dengan kondisi mereka. Apalagi dengan adanya pandemi COVID-19 ini, penghasilannya menurun drastis.

“Kita berharap, ada kebijakan yang bisa meringankan kita. Karena, dampaknya sangat kami rasakan, penghasilan juga menurun drastis,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan